Minimarket Pesantren

Menilik Awal Mula Menjamurnya Minimarket Pesantren di Kabupaten Bangkalan

Ada sebuah fenomena yang cukup unik terjadi di Kabupaten Bangkalan, kota kelahiran saya. Sekitar 8 tahunan yang lalu, minimarket-minimarket modern mulai bermunculan di beberapa kecamatan yang ada di Bangkalan.

Di saat yang bersamaan, sebuah minimarket berbasis pesantren juga tak mau ketinggalan. Minimarket tersebut bernama Toko Basmalah. Milik Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Sidogori, Pasuruan, Jawa Timur.

Lalu, beberapa tahun terakhir ini kembali muncul fenomena serupa. Pesantren-pesantren salaf yang ada di Bangkalan mulai mengikuti kiprah Pondok Pesantren (Ponpes) Sidogiri. Yakni mengembangkan Kopontren mereka dengan mendirikan minimarket modern langsung di tengah-tengah masyarakat Bangkalan.

Baca juga: Indie Home Mbois

Sejarah Minimarket Basmalah

Di sini saya menyebut minimarket sebab konsep Toko Basmalah layaknya Indomaret atau Alfamart. Barang-barang ditata di rak-rak panjang berdasarkan kategori, barang yang dijual sangat lengkap, sistem kasir sudah terkomputerisasi.

Bedanya, Indomaret dan Alfamart milik sebuah perusahaan ritel. Sementara Basmala dikelola langsung oleh sebuah Kopontren.

Sidogiri sendiri merupakan salah satu pesantren salaf tertua di Jawa Timur. Tepatnya berada di Desa Sidogiri, Kecamatan Kraton, Kabupaten Pasuruan. Didirikan oleh Sayyid Sulaiman asal Cirebon, Jawa Barat. Untuk tahun berdirinya terdapat dua versi, yakni tahun 1718 dan 1745.

Sampai saat ini, Ponpes Sidogiri menampung ribuan santri yang menimba ilmu agama Islam. Santri-santri tersebut datang dari berbagai daerah di Indonesia. Bahkan ada yang dari luar negeri juga.

Kopontren Sidogiri Sampang
Kopontren Sidogiri, Banyuates, Sampang

Pada tahun 1961, K.A. Sadoellah Nawawi  selaku pengasuh dan pimpinan Ponpes Sidogiri kala itu mendirikan Kopontren Basmalah. Mulanya, Basmalah hanya berupa toko klontong biasa yang menyediakan berbagai kebutuhan santri sehari-hari. Barulah pada tahun 1997, Basmalah resmi menjadi badan usaha koperasi Ponpes Sidogiri.

Basmalah terus berkembang hingga saat ini dan gerainya tersebar di Pulau Jawa (terurama Jawa Timur), Madura, dan Kalimantan. Pada tahun 2020 total gerai Basmalah mencapai 125 unit. Kini sudah tahun 2023. Pastinya jumlah gerai tersebut telah bertambah.

Selain jumlah gerai yang terus bertambah. Usaha yang Kopontren Sidogiri miliki juga bertambah. Tak hanya minimarket/toko Basmalah saja, tapi juga ada produksi AMDK (Air Minum Dalam Kemasan), pendampingan dan konsultasi bisnis syariah, dan berbagai produk dengan private label Sidogiri.

Manfaat Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren)

Keberadaan Kopontren tentu membawa banyak manfaat. Baik bagi pesantren, santri, dan masyarakat. Bagi pesantren, Kopontren bisa menjadi sumber pendapatan yang dapat menyokong biaya operasional pesantren itu sendiri. Bagi Santri, Kopontren bisa menjadi tempat untuk mengamalkan ilmu fikih muamalah yang telah dipelajari.

Jika berkaca pada Kopontren Sidogiri. Semua pekerja di Basmalah merupakan alumi Ponpes Sidogiri sendiri. Masyarakat yang ingin bekerja sama membuka gerai Basmalah juga diutamakan alumni. Jika pun bukan alumni, maka tetap diutamakan lulusan pesantren lain terlebih dahulu.

Bagi masyarakat tentu keberadaan Kopontren punya daya tarik yang sangat memikat. Harga-harga barang di Basmalah terbilang murah. Masyarakat pun bisa kulakan di sana. Yakni membeli berbagai barang dalam jumlah banyak yang tujuannya untuk dijual kembali.

Bagaimana jika belinya eceran atau satuan saja? Tetap saja harga barangnya terbilang murah.     

Menjamurnya Minimarket Berbasis Pesantren di Bangkalan

Keberhasilan Ponpes Sidogiri sebagai Pondok Pesantren Wirausaha Pertama di Indonesia sepertinya menginspirasi 3 pesantren terbesar di Bangkalan. Yakni Ponpes Nurul Cholil, Ponpes Syaichona Cholil, dan Ponpes Al-Falah Kepang.

Saya lihat, ketiga pesantren tersebut telah memiliki minimarketnya sendiri-sendiri yang di bangun lagsung di tengah-tengah Masyarakat. Masyarakat yang saya maksud adalah masyarakat yang tinggalnya di wilayah kecamatan.

Gerai mereka mungkin baru hitungan jari jumlahnya. Tapi ini sudah menjadi awal menjamurnya minimarket berbasis pesantren di Kabupaten Bangkalan. Secara konsep sama dengan Basmalah, yakni dikelola langsung di bawah Kopontren dan menyediakan berbagai produk dengan harga grosir.

Alasan Masyarakat Bangkalan Lebih Suka Belanja di Minimarket Pesantren

Termasuk saya salah satunya, memang sering membeli kebutuhan sehari-hari di minimarket pesantren ini. Terutama di Kopontren atau Minimarket Al-Falah Kepang. Alasannya apa? Nanti saya jelaskan lebih lanjut.

Sekarang saya mau menjelaskan, kenapa sih masyarakat Bangkalan (pedesaan) pasti suka belanja di minimarket pesantren? Apa karena harganya murah-murah? Tentu saja tidak, itu hanya salah satu faktor saja.

Di Madura ada ungkapan yang berbunyi bhuppa’ (bapak), bhâbbhu’ (ibu), ghuru (guru), rato (pemimpin). Secara hirarki, keempatnya merupakan orang-orang yang harus dipatuhi dan dihormati. Guru di sini utamanya adalah para ulama atau kiai.

Jadi menurut pemikiran saya, bagi masyarakat Madura, berbelanja ke minimarket pesantren merupakan suatu bentuk kepatuhan dan sikap menghormati para ulama. Mereka berharap apa yang mereka beli jadi lebih berkah juga karena secara tidak langsung turut membantu perekonomian pesantren.

Kalau saya sih punya alasan pribadi. Berbelanja di minimarket berbasis pesantren ini terasa unik karena unsur kearifan lokalnya sangat kental. Pegawainya yang merupakan alumni santri mengenakan sarung, kopyah atau peci, dan kemeja seragam. Saat melayani, mereka juga menggunakan bahasa Madura halus.

Kopontren Al-Falah Kepang

Kopontren Al-Falah
Gerai Kopontren Al-Falah Kepang yang sudah modern

Kopontren Al-Falah Kepang merupakan minimarket berbasis pesantren favoritku. Alasan pertama karena paling dekat dari rumah. Kedua karena harganya paling kompetitif. Ketiga, tempatnya menurut saya paling bagus bahkan sudah setara dengan Basmalah sebagai pendahulunya. Keempat, barangnya super lengkap.

Satu lagi kelebihan Kopontren Al-Falah yang membuat saya cukup takjub. Kopontren Al-Falah mempekerjakan alumni santri perempuan. Rasanya ini pertamakalinya saya lihat, sebab Kopontren lain belum ada yang menerapkannya. Sebagai pendatang baru, menurut saya Kopontren Al-Falah telah melakukan terobosan yang keren banget.

Berbelanja di minimarket berbasis pesantren bagi saya selalu menyenangkan. Selain saya juga orang Madura, saya juga suka karena harga barang-barangnya sangat murah. Kalau kamu? Tertartik tidak untuk mencoba berbelanja di minimarket pesantren ini?

Referensi:

//digilib.uinsby.ac.id/47463/3/Diana%20Lestari_A02216009.pdf

sidogiri.net/2020/03/kopontren-sidogiri/

Artikel ini cocok untuk teman atau saudaramu? Yuk, bagikan!

Related Posts

31 thoughts on “Menilik Awal Mula Menjamurnya Minimarket Pesantren di Kabupaten Bangkalan

  1. Ping-balik: √ Kursus Data Science, Belajar dan Praktik Data Science dari Nol
  2. kehadiran mini market di ponpes cukup bagus sih, apalagi kalau menjamur ya. karena pemiliknya adalah ponpes udah pasti untuk kesejahteraan ponpes dan lingkunan sekitar ya. bagus sih menurutku. range harga juga biasanya lebih terjangkau untuk para santri

  3. salah satu bentuk pemberdayaan dan juga inovasi dari pesantren untuk membantu mengelola keuangan dengan baik. Masyarakat kudu support dan tentu membeli produknya supaya dapat memajukan ekonomi lokal bersama

  4. Bagus sekali kehadiran minimarket ponpes ini. Terlepas dari bentuk kepatuhan berbelanja di sana, juga karena harganya murah dan pelayanannya ramah. Akhirnya bisa kulakan lagi dan jadi sumber penghasilan.

  5. Minimarket ponpes sedianya bisa bermanfaat buat para santri ketika akan membeli kebutuhan pribadinya. Harga murah dan barang serba ada menjadi salah satu kunci minimarket ini tetap melayani di sekitar ponpes

  6. Alhamdulillah, saat pesantren mulai menggeliatkan perekonomian, panikah kaber sae ongguh. Bisa memberdayakan santri atau bahkan masyatakat sekitar, menumbuhkan ekonomi sekitar juga

  7. Wah di tempatku juga banyak banget minimarket basmalah ini. Emang bene rya Kopontren emang bermanfaat banget selain jadi sumber pendapatan bisa juga jadi mengamalkan ilmu fikih muamalah yang telah dipelajari. Sukses terus yaa basmalah.

  8. Kalau pesantren anakku di Depok memang mulai bertumbuh memiliki bisnis based on nama pesantren. Tujuannya memang perekonomian mandiri sang pesantren bisa terbangun kokoh meski mungkin donatur sedikit, misalnya. Kalau ada banyak donatur, alhamdulillah.. bisa dimanfaatkan untuk usaha lainnya.

    Alhamdulillah,
    Ikut senang dengan adanya Minimarket Berbasis Pesantren di Bangkalan. Semoga pertumbuhan ekonomi UMKM serta masyarakat yang Islami semakin banyak.

    1. Keren banget nih toko modern dari pesantren. Sehingga perekonomian pesantren dan wilayah tersebut bisa terangkat. Bisa memajukan produk lokal juga nih.

  9. Jadinya memudahkan santri dan santriwati di sana ya semisal mencari barang kebutuhan sehari-hari. Gak perlu jauh² gitu.
    Sekaligus sih ini meningkatkan bisnis setempat ya

  10. Bagus banget buat mendidik anak pesantren utk bs berbelanja di dkt pondok, selain bs mendidik kemandirian santrinya. Di tempatku, juga udh mulai ada kopontren gini meski ga sebesar dan selengkap Basmalah dan Al Falah.

    Smg kopontren ini bs memberikan pelayanan terbaik sehingga ga hanya melayani santriwan santriwati tp jg massyarakat sekitar pondok. Kopontren nantinya bs memberikan dampak positif scr ekonomi ke masyarakat sekitarnya.

  11. Wah, di Bangkalan banyak ya minimarket pesantren. Bagus banget! Memang perlu banget memberdayakan ekonomi dari pesantren. Aku sih lihatnya ini juga jadi syiar agama. Ini lho, belajar agama Islam nggak cuma shalat dan mengaji, tetapi juga berbisnis.

  12. Baru tahu istilah atau ungkapan ini bhuppa’ (bapak), bhâbbhu’ (ibu), ghuru (guru), rato (pemimpin) di madura, tapi pernah dengar dari teman masyarakat Madura itu memang sama orang tua sangat hormat ya termasuk juga kepada para guru atau pemimpin. Keberadaan minimarket pesantren ini pastinya bakal bantu banget para santri untuk belanja agar tidak harus jauh kemana-mana ya

  13. Wah, keren banget nih melihat pesantren-pesantren di Bangkalan ikut merintis minimarketnya sendiri. Semoga inisiatif seperti ini bisa memberikan manfaat ekonomi yang baik buat masyarakat sekitar dan mendukung pendidikan di pesantren. Semoga semakin banyak pesantren yang ikut mengembangkan konsep serupa. Sukses terus!

  14. Saya pernah ke Bangkalan sana. Memang suasana sangat religius. Gak heran ya secara di sana banyak pondok pesantren dan tokoh Islam yang disegani. Jika ada minimarket milik pondok pesantren itu tandanya memang sudah memiliki keistimewaan. Generasi Islam gak hanya disuruh ibadah vertikal tapi juga horizontal. Eh kebalik ya?

  15. Di tempatku juga ada nih minimarket pesantren. Harganya memang lebih murah. Jadi suka belanja di sana.

  16. Ini kalau berkembang sampai luar daerah, atau tersebar di seluruh Indonesia, bagus loh. Berharap bakalan ada di daerah aku juga sih..atau jadi inspirasi pesantren pesantren lainnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *