Kelebihan dan Kekurangan iPusnas – Kehadiran perpustakaan digital membawa manfaat untuk para pecinta buku. Mereka jadi bisa membaca kapan saja dan di mana secara gratis. Selama tersedia sinyal internet.
iPusnas mungkin adalah salah satu perpustakaan digital favorit banyak orang. Saya juga menginstalnya di HP. Soalnya koleksinya banyak dan beragam.
Apalagi saya belum punya bugdet khusus untuk membeli buku secara rutin. Soalnya secara keuangan saya masih belum mampu. Jadi selama ini saya memang mengandalkan iPusnas saat ingin membaca.
Kelebihan dan Kekurangan iPusnas
Tapi ya segala sesuatu itu kan punya kekurangan dan kelebihan. Termasuk juga iPusnas. Berdasarkan pengalaman, berikut saya rangkumkan apa saja sih kelebihan dan kekurangan iPusnas tersebut?
1. Kelebihan Membaca di iPusnas
Kelebihan membaca di iPusnas yang pasti gratis. Aplikasinya juga tersedia dalam dua versi, yakni untuk HP dan Dekstop. Jadi kita bisa membaca di mana saja dan kapan saja.
Dari segi aplikasi, iPusnas sangat mudah untuk digunakan. Tampilan antar mukanya simpel dan bersih.
Aplikasi iPusnas juga dilengkapi dengan berbagai fitur menarik. Antar pengguna dapat bersosialisasi. Misal saling memberikan rekomendasi buku, mengomentari rekomendasi, dan memberikan like.
Koleksinya pun lengkap. Ribuan buku tersedia dari berbagai kategori. Mulai dari fiksi, pengembangan diri, resep, psikologi, bisnis, agama, dan majalah.
Menjelajah di iPusnas itu rasanya seperti menjelajahi perpustakaan pribadi. Itulah yang saya rasakan.
Belum punya aplikasi iPusnas? Downoad di sini, Aplikasi iPusnas.
2. Kekurangan Membaca di iPusnas
iPusnas tanpa cela itu mustahil. Di balik segala keunggulannya, iPusnas juga punya kekurangan. Selama menggunakan iPusnas saya menemukan 3 kekurangan.
Pertama, iPusnas sulit diakses jika sinyal internet di tempat kita sedang lemot. Beberapa kali saya terpaksa mengurungkan niat membaca lantaran di tempat saya lagi mendung.
Karena saya tinggal di desa. Maka kalau mendung, sinyal bisa langsung berubah drastis dari 4G ke H+.
Kedua, banyak buku yang antri. Terutama buku-buku populer. Contohnya buku Eka Kurniawan. Kurang lebih ada 8 novel Eka Kurniawan di iPusnas. Dan semuanya dalam status antri.
Buku yang sudah dalam status antri, itu tandanya sulit untuk didapatkan. Meski saya sudah memasukkan buku tersebut ke dalam daftar antrian. Tetap saja saya tak pernah bisa membaca meski sudah mengantri berbulan-bulan.
Ketiga, update buku baru kurang. Kebanyakan buku-buku di iPusnas adalah buku-buku lama. Sepertinya pihak Peprustakaan Nasional Indonesia sendiri juga jarang jarang menambahkan koleksi baru.
Sangat disayangkan sih. Apalagi buku pengarang favorit saya, Andrea Hirata cuma ada satu. Yakni novel berjudul Ayah.
Meski punya kekurangan, iPusnas tetap layak diandalkan. Toh banyak juga buku lama yang belum saya baca. Terus buku lama juga bukan berarti tak berkualitas.
Saya pernah membaca novel berjudul Gadis Kretek karya Ratih Kumala. Novel tersebut sarat akan sejarah perkembangan pabrik rokok di Indonesia sejak jaman penjajahan Belanda.
Buku tersebut terbit tahun 2012. Meski sudah lama, isinya sangat bagus dan masih reccomended untuk dibaca sekarang.
So, mari lanjutkan membaca di iPusnas. Setuju?
Belum tahu cara membaca buku di iPusnas? Yuk lanjut membaca ke artikel ini => panduan lengkap membaca buku di iPusnas.
[…] Baca Juga: Kelebihan dan Kekurangan iPusnas […]
[…] Sampai akhirnya aku membaca dua buku ringan yang luar biasa, penuh makna. Pertama buku Sweet Nothinh karya Wimar Witoeler. Kedua buku Chemin in Love karya Adi Prayuda. Kedua buku ini sama-sama bisa kamu baca di aplikasi iPusnas. […]
[…] Baca juga: Kelebihan dan Kekurangan iPusnas […]
[…] Baca juga: Kelebihan dan Kekurangan iPusnas […]