jenis pupuk kompos

Jenis-Jenis Pupuk Kompos untuk Pertanian Ramah Lingkungan

Pupuk kompos merupakan pupuk organik hasil dekomposisi atau penguraian bahan organik seperti sisa tanaman dan kotoran hewan dalam kondisi terkontrol. Siapa yang mengontrol? Ya tentu saja manusia. 

Dan itulah yang membedakan kompos dengan tanah humus. Kompos dan humus sama-sama pupuk yang terbuat dari dekomposisi bahan organik. Bedanya, kompos dibuat oleh manusia, sedangkan humus terjadi secara alami di alam. 

Pupuk kompos tentu sangat baik bagi tanah. Selain menyediakan berbagai nutrisi yang tanaman butuhkan, penggunaan kompos juga dapat mendukung pertanian ramah lingkungan. 

Jadi yuk, buat kompos di rumah. Tapi sebelum itu, mari kita kenali dulu jenis-jenis pupuk kompos. 

2 Jenis Pupuk Kompos Berdasarkan Cara Pembuatan

perbedaan kompos aerob dan anaerob
Kiri: Proses pembuatan kompos aerob di wadah terbuka. Kanan: Proses pembuatan kompos anaerob di wadah tertutup

Pertama, mari mengenal jenis kompos berdasarkan cara pembuatannya. Praktiknya, ada dua cara dalam membuat kompos, yakni secara aerob dan anaerob. Berikut perbedaan dari keduanya.

1. Kompos Aerob

Kompos aerob merupakan kompos yang proses pembuatan atau proses penguraiannya menggunakan oksigen. Karena itu, tempat dan alat pengomposan untuk kompos aerob bentuknya terbuka. 

Dalam proses pembuatannya, kompos aerob lebih cepat matang dibandingkan dengan kompos anaerob. Sebab, pada kompos aerob, bahan organik dapat memanas sehingga lebih cepat matang.  

2. Kompos Anaerob

Kompos anaerob berkebalikan dengan kompos aerob, yakni kompos yang proses pembuatannya tidak menggunakan oksigen. Makanya, kompos aerob biasanya dibuat dalam tempat atau alat yang kedap udara. 

Salah satu contoh sederhana pembuatan kompos anaerob adalah, kita mengubur sampah organik di dalam tanah. Pengolahan sampah organik di TPST (Tempat Pembuangan Sampah Terpadu) biasanya juga menggunakan sistem anaerob. 

Dibandingkan dengan kompos aerob, kompos anaerob mampu menghasilkan metana atau CH4 lebih banyak. Ini bisa jadi baik, bisa jadi buruk. 

Baik jika metana tersebut kita manfaatkan sebagai bahan bakar. Buruk jika kita biarkan metana tersebut terbang bebas ke udara. Sebab metana adalah salah satu jenis Gas Rumah Kaca yang berbahaya. 

Jenis-Jenis Pupuk Kompos Berdasarkan Bentuk

bentuk pupuk kompos
Kiri: Kompos padat. Kanan: Kompos cair

Tak hanya dari proses pembuatannya, kita juga bisa membedakan pupuk kompos berdasarkan bentuknya. Ada kompos cair dan ada kompos padat.

Kompos padat adalah kompos yang bentuknya padat. Fungsinya selain sebagai sumber nutrisi, kompos padat juga bermanfaat sebagai campuran media tanam. 

Sebaliknya, kompos cair merupakan kompos yang bentuknya cair. Hal ini terjadi karena dalam proses pembuatannya ditambahkan air dalam jumlah banyak. Terkadang ada juga yang menambahkan air kencing hewan ternak. 

Pupuk organik cair (POC) juga masuk dalam kategori pupuk kompos cair. Cek di sini cara pembuatannya:

6 Jenis Pupuk Kompos Berdasarkan Bahan Organiknya

Kebanyakan orang awam tidak familiar dengan jenis-jenis pupuk kompos berdasarkan bentuk maupun proses pembuatannya. Mereka lebih mengenal jenis-jenis pupuk kompos berdasarkan bahan organik yang digunakan. 

Berikut 6 jenis pupuk kompos berdasarkan bahan organiknya! 

1. Kompos Hijau

Kompos hijau, pupuk yang satu ini terbuat dari bahan-bahan organik hijau seperti rumput hijau, dedaunan hijau, sisa sayur dan buah (meski tidak berwarna hijau), ampas kopi dan sebagainya. 

Jadi, sebutan bahan organik hijau ini tidak mengacu kepada warna, ya. Tapi lebih mengacu pada bahan organik yang tinggi kandungan nitrogen. Salah satu unsur hara makro yang tanaman butuhkan.   

2. Kompos Cokelat

Kompos cokelat ialah pupuk kompos yang bahannya menggunakan bahan-bahan organik kering yang kebanyakan memang berwarna coklat. Misal serbuk kayu, jerami, sekam, daun kering, dan rumput kering.

Sama dengan bahan organik hijau, penyebutan bahan organik coklat tak hanya mengacu kepada warna saja. Bahan organik hijau diklasifikasikan sebagai bahan organik yang tinggi kandungan karbon. 

jenis-jenis kompos
Kanan: Kompos hijau. Tengah: Kompos Coklat. Kanan: EM4 untuk Kompos Bokashi

3. Kompos Bokashi

Kompos bokashi adalah jenis kompos yang proses penguraian dan fermentasinya menggunakan EM4 atau Effective Microorganism 4. EM4 sendiri adalah kultur (perbanyakan yang dilakukan oleh manusia)  beberapa bakteri pengurai. 

EM4 mengandung kurang lebih 80 jenis mikroorganisme pengurai. Secara garis besar, 80 mikroorganisme tersebut masuk dalam kelompok bakteri fotosintetik, Lactobacillus sp, Streptomyces, Ragi (Yeast), dan Actinomycetes.  

Kelebihan EM4 mampu menghasilkan kompos beraroma tape dalam waktu yang relatif singkat. Yaitu antara 15 sampai 30 hari saja. Sementara kompos pada umumnya baru matang pada usia 3-6 bulan.

4. Vermikompos

Vermikompos merupakan kompos yang berasal dari perombakan bahan-bahan organik dengan bantuan cacing tanah. Cacing tanah yang digunakan adalah cacing tanah jenis epigeik dan anesik. 

Proses pembuatannya, cacing tanah diletakkan dalam wadah yang disebut worm bin yang telah berisi media perkembangbiakan seperti jerami, sampah organik tanaman, dan kotoran ternak. 

Perlahan, cacing tanah akan memakan semua media perkembangbiakan dan mengeluarkannya kembali dalam bentuk kotoran. Jadi, vermikompos ini nantinya berisi kotoran cacing dan sisa pakan atau media. 

5. Kompos Bagase

Kompos bagase merupakan kompos yang terbuat dari bagase atau ampas tebu. Apa itu bagase? Yakni ampas padat sisa dari penggilingan batang tebu. 

Pabrik gula biasanya menghasilkan 32% bagase dari bobot tebu yang digiling. Cukup banyak ya? 

Untungnya, bagase ini tidak dibuang begitu saja. Tapi dimanfaatkan kembali sebagai bahan bakar boiler dalam pabrik gula, sebagian lagi diolah menjadi kompos bagase. 

Masyarakat umum jarang sekali menggunakan kompos bagase. Sebab, kompos bagase lebih banyak digunakan kembali untuk memupuk tanaman tebu. 

Hal ini sangat sesuai dengan pertanian Jadam. Menurut Jadam, pupuk terbaik berasal dari tanaman itu sendiri. 

jenis-jenis pupuk kompos
Kiri: Bagase kering. Tengah: Vermikompos. Kanan: Kompos Kotoran Ternak.

6. Kompos Kotoran Ternak

Kompos kotoran ternak adalah kompos yang bahan utamanya adalah kotoran ternak. Bisa kotoran sapi, domba, kambing, ayam, juga kelinci. 

Daripada diaplikasikan langsung ke tanah, kotoran ternak memang sebaiknya dikomposkan terlebih dahulu sebelum digunakan. Apa alasannya?

Proses fermentasi dalam pengomposan dapat mengubah kandungan yang ada dalam kotoran ternak menjadi unsur hara yang stabil yang mudah diserap oleh tanaman. 

Selain itu, fermentasi juga dapat membantu membunuh patogen (jamur penyebab penyakit) dan bakteri jahat yang ada dalam kotoran ternak. 

Penutup

Ada banyak jenis pupuk kompos yang bisa kita gunakan. Ada kompos hijau, kompos coklat, kompos bokashi, vermikompos, kompos bagase, dan kompos kotoran ternak. 

Semuanya sama-sama bagus. Tinggal pilih saja mana yang bisa kita buta atau mana yang mudah kita dapatkan di pasaran. 

Pupuk kompos adalah pilihan terbaik untuk aktivitas menanam. Sebab, pupuk kompos tidak akan mencemari lingkungan. Sebaliknya, pupuk kompos justru dapat memperbaiki tanah baik dari segi fisik, kimiawi, dan biologi. 

Artikel ini cocok untuk teman atau saudaramu? Yuk, bagikan!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *