Meski rasanya pahit, pare tetaplah salah satu sayuran yang populer di Indonesia. Buktinya, buah pare banyak dijual baik di pasar-pasar tradisional maupun di supermarket-supermarket.
Selain ditanam atau dibudidayakan secara komersil, pare kerap ditanam juga di pekarangan untuk konsumsi pribadi. Dalam skala rumah tangga, pare bisa ditanam dalam polybag.
Apakah pare yang ditanam di polybag bisa tumbuh subur? Tentu saja bisa, asal media dan perawatannya tepat.
Pare, Tak Butuh Banyak Sinar Matahari
Pare adalah tanaman yang dapat tumbuh dengan baik di dataran rendah, ketinggian 0-1.500 mdpl (meter di atas permukaan laut).
Suhu lingkungan yang dibutuhkan antara 18-24 derajat cerlcius. Untuk pH, pare dapat tumbuh di media tanam dengan pH 5 hingga 6.
Sementara syarat tumbuh lainnya, terkait kebutuhan akan sinar matahari, saya menemukan dua referensi yang berbeda.
Pertama dari Agrotek.id yang menyatakan jika tanama pare membutuhkan penyinaran penuh. Kedua Kalteng.litbang.pertanian.go.id dan beberapa situs lainnya menyatakan jika tanaman pare tak terlalu membutuhan sinar matahari yang banyak. Sehingga bisa di tanam di tempat yang teduh atau di bawah naungan.
Cara amannya, kita bisa mengikuti pernyataan yang pertama untuk menghindari kekurangan cahaya. Kebanyakan, tanaman sayuran membutuhkan banyak sinar matahari soalnya.
Tapi jangan takut untuk mencoba pernyataan yang kedua apabila tak memiliki tempat menanam yang cukup terbuka.
Cara Menanam Pare dari Biji di Polybag
Sejak lama, di kampung-kampung, pare banyak dibudidayakan di pekarangan. Maka jadi pilihan tepat bagi kita ketika yang hendak menanam pare di polybag dalam skala rumah tangga.
Keuntungannya, kita bisa memasak pare kapanpun kita mau. Misal mau membuat siomay pare atau tumis pare, kita tinggal petik deh di pekarangan. Iya, kan?
Makanya, yuk langsung saja simak penjelasan tentang cara menanam pare dari biji di polybag berikut!
1. Pemilihan Biji Pare
Dari mana kita bisa mendapatkan biji pare yang bisa kita tanam? Paling mudah adalah dengan membeli benih pare, baik di toko pertanian terdekat maupun secara online.
Apabila beruntung, kamu mungkin bisa meminta kepada tetangga yang kebetulan menanam pare di rumahnya. Mintalah biji pare dari buah yang matang.
2. Pemilihan Ukuran Polybag
Karena hendak menanam di polybag, maka penting untuk memilih ukuran polybag yang tepat. Memang pare bukanlah tanaman dengan batang yang besar, tapi pare adalah tanaman yang rimbun karena merambat. Jadi butuh polybag yang agak besar.
Sesuai rekomendasi dari beberapa praktisi budidaya pare di youtube. Kita bisa menggunakan polybag dengan ukuran 50 cm. Belilah polybag yang agak tebal juga ya biar lebih awet.
3. Media Tanam yang Cocok untuk Pare
Dalam budidaya sayuran, termasuk pare, ada banyak alternatif campuran media tanam yang bisa kita gunakan. Tinggal kita sesuaikan saja dengan kemampuan dan ketersediaan yang ada.
Jika sangat memungkinkan pakailah campuran media tanam yang cukup lengkap. Yakni campuran antara tanah, kompos, arang sekam, dan pupuk kandang. Perbandingannya bisa 2:2:1:1 atau 2:2:2:1.
Di perkotaan mungkin cukup sulit untuk memperoleh tanah. Maka bisa menggunakan 3 media saja, yakni kompos, arang sekam, dan pupuk kandang. Pupuk kandang bisa kita beli secara online
Apalabila tak menemukan pupuk kandang, kita bisa menggunakan media yang cukup mudah untuk kita beli baik secara offline maupun online. Yaitu campuran antara kompos, arang sekam, dan cocopeat dengan perbandingan 2:1:1.
Supaya biaya untuk pembelian media tanam lebih murah. Ada baiknya kamu membuat kompos sendiri di rumah dari sisa-sisa bahan memasak di dapur.
Penyiapan media tanam ini hendaknya kamu lakukan seminggu sebelum penanam. Campurkan ½ sdm pupuk NPK, kamu bisa memakai NPK biru merek apa saja. Lalu siram media dengan air secukupnya, yang penting media basah saja.
Baca juga: Jaga Hutan dari Rumah
4. Penyemaian dan Penanaman
Cara menanam pare dari biji bisa menggunakan 2 metode. Metode pertama yakni dengan melakukan penyemaian. Maksudnya, kita menumbuhkan terlebih dahulu benih (biji) pare menjadi tanaman kecil (bibit) di dalam wadah-wadah kecil.
Proses penyemaian ini biasanya membutuhkan waktu sekitar 2 minggu. Setelah bibit pare cukup umur, barulah kita pindah ke media tanam yang lebih besar atau ke polybag besar tempat menumbuhkan pare sampai besar.
Apa tujuan dari penyemaian? Lain waktu saya akan membahasnya secara terpisah, ya. Silahkan pantengin terus blog Luluksobari.com.
Lalu metode kedua adalam tanam langsung atau tugal. Jadi, biji langsung kita tanam pada polybag besar tempat penanaman pare. Hanya saja untuk metode tugal ini, kita perlu benar-benar menjaga tanaman pare yang masih kecil.
Tanaman yang masih kecil sangat rentan pada panas, mudah patah jika terkena air hujan dan angin, serta mudah terserang hama.
Jika hendak menggunakan metode penyemaian, maka penyemaian baiknya dilakukan bersamaan dengan penyiapan media tanam. Apabila memilih metode tugal, lakukan seminggu setelah penyiapan media tanam.
Oh ya, saat menanam benih pare hendaknya potek salah satu ujungnya. Tujuannya untuk mempercepat pertunasan benih karen benih pare memiliki kulit yang tebal.
5. Perawatan Tanaman Pare yang Tepat
Perawatan tanaman pare meliputi aktifitas penyiraman, pemupukan, pemangkasan, pembuatan para-para, dan pengendalian hama.
Karena pare adalah tanaman yang suka air, sebaiknya kita melakukan penyiraman 2 kali sehari di waktu pagi dan sore hari. Menyiramnya secukupnya saja, cirinya yang penting tanah atau media basah.
Pemangkasan harus kita lakukan untuk mencegah tanaman pare tumbuh terlalu rimbun. Tanaman yang terlalu rimbun biasanya buahnya akan tumbuh dengan tidak optimal.
Pemangkasan pertama dilakukan pada daun-daun di bagian batang bawah dekat tanah. Pemangkasan yang kedua adalah pemangkasan tunas air. Tunas ini merupakan tunas yang tidak produktif karena tak menghasilkan bunga.
Perawatan lainnya berupa pembuatan ajir, pemupukan, dan pengendalian hama yang akan saya lanjutkan pembahasannya di sub bab berikutnya.
6. Dosis Pemupukan untuk Tanaman Pare
Pemupukan tanaman pare dilakukan dalam 2 tahap, yakni pemupukan dasar dan pemupukan susulan. Pemukan dasar sudah saya jelaskan tadi, yaitu bersamaan dengan penyiapan media tanam.
Sementara pupuk susulan diberikan 3 minggu setelah pindah tanam. Ini aturan untuk penanam dengan metode penyemaian terlebih dahulu. Apabila menggunakan metode tugal, maka pupuk susulan mulai diberikan setelah tanaman berusia 4-5 minggu setelah tanam.
Selanjutnya pupuk susulan terus diberikan sampai tanaman pare mati. Frekuensi pemberiannya adalah 2 minggu sekali. Kamu bisa menggunakan pupuk NPK biru kembali dengan dosis 1 sdm per polybag. Cara aplikasinya, taburkan pupuk NPK di pinggiran polybag.
Memasuki fase pembuahan, sejak muncul bunga, tambahkan jenis pupuknya, ya. Yaitu pupuk TSP, KCL, dan kalsium secara bergantian dengan dosis yang sama.
Misal pertama menggunakan NPK dan TSP dengan dosis masing-masing 1 sdm. Maka pemupukan selanjutnya bisa menggunakan campuran NPK dan KCL dengan dosis yang sama. Begitu seterusnya setiap 2 minggu sekali.
7. Pembuatan Para-Para
Pare adalah tanaman yang merambat, karena itu kita membutuhkan para-para atau lanjaran sebagai tempat rambatan.
Bentuk dan bahan pembuatan lanjaran sangatlah bervariatif. Ada yang menggunakan bambu, kayu, dan besi. Yang paling murah tentu adalah bambu. Ada pula yang memadukan bambu atau kayu dengan kawat atau tali.
Bagaimana cara membuat lanjaran? Hendaknya kita mempelajarinya secara lebih lanjut dengan mencari referensi lain. Intinya, lanjaran ini dibutuhkan sebagai tempat rambatan tanaman pare.
8. Pengendalian Hama Pare
Menanam dengan skala rumah tangga biasanya cenderung lebih mudah dalam mengendalikan hama dan penyakit.
Sebab jumlahnya sedikit, apabila terlihat ciri-ciri serangan kita tinggal melakukan pengendalian secara manual. Caranya dengan membuang langsung bagian tanaman yang terserang kemudian membakarnya supaya tak menyebar.
Kalaupun tidak, kita juga bisa menggunakan pestisida nabati dengan membuatnya sendiri di rumah. Saat ini, sudah banyak petunjuk pembuatan pestisida organik ala rumahan di youtube.
Untuk skala rumah tangga, saya sangat menganjurkan untuk melakukan pengendalian hama dengan cara lebih ramah lingkungan. Artinya, sebisa mungkin kita jangan menggunakan bahan-bahan kimia seperti pestisida, insektisida, maupun fungisida.
9. Kapan Waktunya Panen Pare?
Pare biasanya akan berbuah untuk pertamakalinya setelah berumur 2,5 bulan sejak tanam. Selanjutnya, kita akan bisa memanen pare dalam waktu 4 hari sekali.
Enaknya menanam pare sendiri di pekarangan adalah kita bisa memanen pare yang lebih segar dan lebih sehat (jika tak menggunakan pestisida). Tentunya akan lebih baik saat kita olah menjadi berbagai jenis makanan seperti tumis pare atau siomay pare.
Yuk, Menanam Pare di Pekarangan!
Apa yang saya sampaikan ini berupa materi tentang cara menanam pare dari biji di polybag skala rumah tangga. Tentu materi ini akan lebih sempurna saat kita mempraktikkannya.
Bisa jadi pula, nantinya di lapangan kita akan menemukan hal-hal baru yang tak saya sampaikan di tulisan ini akibat keterbatasan ilmu.
Karena itu, yuk menanam pare di pekarangan. Jangan lupa untuk kembali berkunjung ke blog ini jika nanti menemukan hal-hal baru yang tak saya ketahui!
[…] Untuk mengetahui cara menanam pare di pekarangan, kamu bisa membaca tulisan saya yang lainnya => Cara Menanam Pare dari Biji di Polybag. […]
[…] mengikuti panduan budidaya dari masing-masing tanaman. Kalau mau menanam pare ini panduannya => Menanam Pare di polybag. […]