5 tahapan menulis

Ini Dia 5 Tahapan Menulis yang Penulis Pemula Wajib Pahami

5 tahapan menulis – Saat saya menyusun materi Kelas Digital Writing untuk adik-adik SMP the Indonesia Natural School. Saya tiba-tiba memikirkan satu hal.

Sebelum saya memberikan tips cara menulis. Sepertinya saya perlu memberitahu mereka tentang tahapan menulis itu apa saja.

Saya kemudian menyadari. Penulis pemula rasanya juga perlu tahu tentang hal ini. Kenapa?

Memahami tahapan menulis bisa memberikan beberapa manfaat. Diantaranya, Kita jadi tahu harus mulai menulis dari mana. Dan kita juga bisa menentukan tulisan kita itu muaranya harus ke mana.

5 Tahapan Menulis

Pembahasan tentang tahapan menulis itu di mana-mana sama saja. Paling hanya penggunaan katanya yang berbeda.

Ada 5 tahapan menulis, yakni mulai dari mencari ide, membuat outline atau kerangka tulisan, menulis, editing, dan publikasi. Berikut penjelasan rincinya.

#1 Mencari Ide

Saya tuh mau nulis. Cuma saya bingung harus nulis apa.

Kalau kamu masih berkata seperti itu. Artinya kamu belum punya ide. Ide ya memang harus dicari.

Caranya? Sebenarnya mudah sebab ide itu bertebaran di mana-mana. Hanya saja kamu tidak menyadarinya.

Hobi, keterampilan, makanan kesukaan, dan aktifitas sehari-hari semuanya bisa jadi ide tulisan.  

#2 Membuat Outline/Kerangka Tulisan

Kalau kamu sudah punya ide, langkah selanjutnya adalah membuat outline atau kerangka tulisan.

Outline dapat berfungsi sebagai pagarnya tulisan. Jadi selama kamu mengacu pada outline yang sudah kamu buat. Kamu bisa menghindari tulisan yang pembahasannya lari kemana-mana.

Dalam menulis artikel yang hanya 3-4 lembar saja. Saya tetap membuat outline sebelum mulai menulis.

Sebab saya merasa, dengan adanya outline saya jadi bisa menentukan bahan tulisan yang saya butuhkan. Sehingga saya tak perlu menghabiskan banyak waktu untuk searching berbagai bahan tulisan di luar topik yang akan saya bahas.

#3 Proses Menulis

Barulah, kalau sudah memiliki kerangka tulisan dan punya bahan tulisan. Kamu bisa memulai proses menulis.

Cuma, sebagian besar pemula biasanya akan kesulitan. Meski di kepala banyak sekali ide. Kok ya jari jemari sulit bergerak. Sebentar-sebentar menghapus. Sehingga dalam waktu satu hari baru bisa menyelesaikan satu artikel saja.

Ada satu resep umum yang harus penulis pemula ketahui. Saat menulis, tuliskan saja apa yang muncul di kepala. Jangan sering-sering menghapus apa yang sudah kamu tulis. Jika satu atau dua huruf saja ya tidak apa.

Saya juga seperti itu. Saat menulis artikel ini saja, saya menulis semua kata yang muncul di otak dan tidak banyak menghapus apa yang sudah saya tulis.

#4 Editing

Di proses editing inilah kamu baru boleh mengotak-atik tulisanmu. Tapi sebelumnya, bacalah tulisamu dengan nyaring atau bersuara.

Kalau dirasa ada kalimat yang kurang pas saat dibaca. Kamu bisa memperbaiknya. Entah dengan mengubah, mengurangi, atau menambah kata.

Selain itu kamu juga harus cek beberapa hal berikut:

  • Tanda baca, meliputi titik, koma, strip, tanda sambung, dan tanda seru.
  • Keterbacaan, apakah paragrafmu kepanjangan atau tidak. Terutama jika kamu menulis blog. Usahan 2-3 kalimat saja dalam satu paragraf. 
  • Penggunaan huruf kapital dan kesalahan dalam pengetikan.
  • Pengulangan kata yang sama dalam satu paragraf secara berlebihan.

Pada tahap editing ini, tugasmulah untuk memoles tulisanmu agar menjadi tulisan yang enak dibaca. Sehingga pesanmu bisa tersampaikan dengan baik pada pembaca.

#5 Publikasi

Pentingkah publikasi? Ya penting dong. Siapa pun pasti ingin tulisannya dibaca orang kan?

Bicara soal pubilkasi. Di jaman yang serba digital seperti sekarang ini. Memublikasikan tulisan sudah tidak sulit sama sekali. Semua orang bisa melakukannya.

Kamu bisa menulis di sosial media, di blog, di media seperti komapsiana.com, dan di aplikasi-aplikasi kepenulisan. Seperti Storial, KBM, dan Wattpad.

Bandingkan dengan dulu. Orang harus mengirimkan tulisan mereka ke koran, majalah, dan penerbit supaya tulisannya bisa dibaca banyak orang. Persaiangannya pun ketat.

Sekarang kamu sudah paham kan? Kenapa memahami tahapan menulis itu penting? Ya agar kamu tahu alurnya secara jelas.

Kalau kamu tahu alurnya kamu jadi tahu bagaimana cara memulai menulis dan ke mana akan memublikasikannya. Selamat mencoba ya!

Artikel ini cocok untuk teman atau saudaramu? Yuk, bagikan!

32 comments

  1. Certified Impactful Writer, Rahasia Menghasilkan Tulisan Berdampak yang Dirindukan Pembaca berkata:

    […] Baca Juga: 5 Tahapan Menulis […]

  2. Kadang yang bikin lama adalah pra menulis alias proses cari ide dan bikin outline. Kalau tulisannya pendek (di bawah 2.000 kata) sih gampang. Tapi kalau novel/ cerbung kudu riset, bikin premis, outline, dll baru nulis dengan semangat.

    1. Cari ide sih aku. Memang benar ide bertebaran di mana-mana. Cuma kan kita nggak bisa asal comot. Kalaupun bisa pun mau nyomot ide yang mana tuh bingung. Hehehe

  3. ide sebenernya bisa dibilang selalu ada buatku. tapiii, yang sering mandek itu proses nulisnya. nggak tahu deh kenapa belakanagn aku nulis nggak sengalir dulu. padahal dulu mah buka google doc trus ngetik 30 menit udah jadi. lha sekarang yang ada cuma bengong aja di depan layar

  4. Memang kalau mau menulis apa saja, ide itu nomor satu. Karena ide itulah yang akan kita kembangkan dalam cerita. Setelah itu lanjut tahap berikutnya.

    Namun sesuai pengalaman menulis saya, kalau sudah konsisten menulis,maka nanti tidak perlu kerangka karangan lagi. Saat ada ide, langsung sat set tulis. Selesai, endapkan dulu. Baru self editing. Kelar… Tinggal publish

    1. Benar Mas Bams. Kalau jam terbang sudah tinggi ya ngalir aja nulisnya dan outline sudah ada di kepala. Tinggal eksekusi aja jadi tulisan yg ciamik.

  5. Aku tuh sangat lemah dalam editing, jadilah diberi gelar ratu typo. Berusaha banget untuk tidak ada kesalahan dan sudah lakukan tips yang ditulis no 4, tetap aja suka ada kelewat. Memang perlu lebih tenang dan tidak terburu-buru. Thanks ya buat tulisannya.

  6. kalo ide nulis sih sebenernya buanyak banget. tapi apa daya kadang situasi dan kondisi yang kurang mendukung. jadi memang perlu diniatin dulu buat nulis meski kadang dicicil nulisnya hehehe

    1. justru ini masih mending mencicil menulisnya, daripada tidak sama sekali ya, Mas. Saya pun sering begitu. Hanya, jangan sampai kelamaan lanjutannya karena biasanya malah lupa hahaha.

  7. Kadangkala, kalau menulis tapi gak bisa masuk ke “jiwa”nya tuh asa ada yang missed di tulisan tersebut. Jadi sih jadi yaa.. tapi pas dibaca asa “kosong”.
    Ini tuh biasanya bisa dirasain juga sebagai pembaca.

    Jadi sebaiknya memang memulai menulis dengan apa yang disukai.
    Sehingga tulisannya ada “nyawa”nya.

  8. Ide memang bertebaran dimana-mana. Tugas kita adalah memilah dan memilih. Mana yang menarik untuk kita tulis. Mana yang memberikan manfaat bagi pembaca. Mana yang membuat kita happy saat menuliskannya.

    1. Membuat kerangka tulisan ini yang jarang kulakukan bahkan saat membuat novel ternyata hal otu memudahkan penulis menyelesaikan karyanya jadi sekarang mulai pakai outline sederhana..

  9. Bener2 beemanfaat banget ini kak buat aku yang masih belajar agar tulisan blog lebih menarik…bebebrapa tios diatas juga sudah aku terapkan saat nulis blog..
    Klo dl aku asal tulis aja apa yg ada di kepala sehingga kadang pembahasannya tumpang tindih, tapi skrg lg cb bikin outline bikin heading di tulisan agar tulisan gak melebar kemana-mana dan ternyata cara itu sgt membantu jd tulisan lbh terstruktur

  10. Kadang suka skip outline karena merasa mampu
    Giliran sudah dihadapan laptop mau menulis eh ambyar
    Makanya penting sekali memang garis besar sebelum nulis

  11. Setuju sih, penulis apalagi yang masih baru memulai memang lebih baik harus bikin outline dulu sebelum langsung eksekusi hehe biar terarah dan lebih okee aja arah tulisannyaa. meskipun bbrp temen aku pernah jg bilang lebih sreg ngga pake outline.

  12. Betul sekali dalam membuat tulisan itu ada tahapan yang harus dilewati seperti yang mba luluk katakan ini. Kalau saya yang tidak pernah dilewatkan adalah membuat outline. Outline ini seperti pagar kalau di sebuah halaman. Jadi tulisan kita gak akan meracau kemana-mana soalnya sudah dipagari oleh sebuah outline.

  13. Pakai outline tulisan, jadinya membantu mau gali ide menulis tentang apa, dan jadi lebih terarah menulisnya. Gak yang bertele-tele, bahkan gak membuat stuck ide cerita

  14. Ide tuh yg kadang susah bgt carinya meski udh banyak jg tips mencari ide tulisan di zaman now. Bahkan skrg udh zaman AI. Ide tulisan utk sebulan bahkan setahun pun bisa dibikinin oleh AI. Hehe.

    Aku kalo mentok bgt bikin ide selalu ke ChatGPT, Deepseek, Poe, dan AI lainnya buat ngatasin kebuntuan. Abis itu riset sana sini dan lgsg eksekusi sih. Dan ikutin aja tips dr kak Luluk di atas. Itu udh tips standar yg hrs diikutin sih kalo mau nulis.

  15. Baru aja beberapa hari lalu dicurhatin teman yang pengen belajar nulis dan konsisten dalam prosesnya. Sepertinya harus disaranin buat baca tulisan daging ini nih, cocok banget dan berunut pula

  16. Dulu pas msh SD, pelajaran BHS Indonesia itu fav ku. Apalagi kalo sudah disuruh mengarang cerita. Punyaku bisa paling panjaaang sendiri 🤣.

    Dan dulu pun guruku ngajarin yg sama mba. Kalo mau mulai menulis , ya harus ada ide dulu. Bikin kerangka, baru start menulis.

    Aku sendiri tiap traveling pasti mencatat segala sesuatu di notes hp. JD setiap detil perjalanan aku msh ingat walaupun sudah lewat bertahun2.

    Saat tiba waktunya dipindahkan ke blog, udh ga ada masalah mengingat detil. Palingan hanya mencari Kata2 yg lebih bagus utk mendeskripsikan tempat wisatanya.

    Dan memang saat menulis di notes, aku ga mikir kalimatnya dulu. Tulis aja. Nanti baru diedit

  17. Penjelasannya simpel, runtut, dan mudah dipahami. Tahapan menulis yang dijelaskan juga terasa relatable, terutama bagian menulis tanpa terlalu banyak menghapus, karena memang sering kali perfeksionisme justru menghambat proses kreatif. Jadi, setelah baca ini, nggak ada alasan lagi buat nggak mulai nulis!

  18. Bener banget, outline itu membantu banget. Kalau nggak pakai outline sering kali malah nggak fokus dan tulisannya nyasar ke mana-mana. Sayang kadang saya sendiri pun malas bikin outline, makanya kadang kesulitan saat menyelesaikan tulisan. Memang harus dibiasakan sih sepertinya.

    Aku juga tipe yang tulis dulu baru edit, kalau sedikit-sedikit edit nggak kelar-kelar dan malah kadang suka ganti tema atau ide karena merasa nggak bagus 🙂

  19. Selama ini saya masih kesulitan mencari ide dalam menulis, dan juga outline sehingga kadang sehari hanya dapat 1 artikel saja.
    Terima kasih sharingnya kak.

  20. Dari kelima tahap menulis, aku suka rada susah mengumpulkan ide nih mba. Makanya kebanyakan tulisan ku base on pengalaman yang pernah aku alami dan rasakan baik terkait traveling, kuliner dan menghadiri event. Kalau sengaja nyari ide out of the box rasanya butuh waktu lumayan. Belum lagi di part editing, aku suka lumayan mendetail dan itu bikin prosesnya jadi lumayan lama 😆. Begitulah ya dunia menulis, tak semudah yang dibayangkan dan tak sesulit yang ditakutkan. Selalu ada makna dan seni dalam prosesnya. Lama kelamaan jadi sebuah kebiasaan menyenangkan untuk mendeskripsikan banyak hal menarik dan berkesan.

  21. Yang nomor 2 kuncian banget itu Kak biat daku. soalnya kalo gak pake outline, bisa keder mau nulis apaan atau malah jadi banyak yang dibahas dan gak fokus dengan tema utama yang dituju hehe

  22. Biasanya ide bertebaran di kepala, tapi mengeksekusinya yang lama atau terhalang dengan pekerjaan lain maka tak tak jarang ide itu menghilang. Begitu ada waktu untuk menulis, idenya dicari-cari, eh, tidak ketemu. Itu saya sih, tidak bagus dicontoh, wkwkwk.

  23. Kira-kira saya juga menulis seperti tahapan di atas walaupun memang kadang-kadang ada yang saya lewat kalau lagi deadline tapi betul kok tahapannya sesuai dan ideal seperti yang banyak orang lakukan

  24. Permasalahan paling sering yang kualami tuh suka males bikin outline euy.
    Padahal, ini juga sih yang biasanya bakal bikin proses penulisan jadi berat atau bahkan stuck.

    Kalau outline udah aman, biasanya nulis pun bakal lancar dan cukup ngacir mbak. Dan semakin sering nulis, biasanya diksinya pun akan ngalir sendiri.. nggak yang bingung lagi mau cerita apa dan pake kosakata apa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *