Ya, berkebun secara hidroponik memang menyenangkan. Banyak kelebihannya memang dibandingkan dengan cara berkebun secara konvensional. Tapi, benarkah demikian?
Mari kita menilainya dengan bijaksana. Tak ada sesuatu yang sempurna di dunia ini, termasuk cara menanam secara hidroponik. Sebagus-bagusnya hidroponik, pasti ada kekurangannya.
Jadi sebelum mulai , mari kita ketahui dulu apa kelebihan dan kekurangan hidroponik. Supaya kita bisa lebih siap menghadapi segala tantangan yang ada saat memutuskan untuk menanam dengan sistem hidroponik.
Kelebihan Hidroponik
Adapun kelebihan hidroponik yang akan saya sebutkan berikut ini merupakan kelebihan secara umum, ya. Sebab, kalau dilihat dari jenis-jenis hidroponik, sebenarnya setiap jenis hidroponik punya kelebihan dan kekurangannya tersendiri.
1. Penggunaan Pupuk dan Air Lebih Efisien
Kelebihan hidroponik yang paling unggul menurut saya adalah penggunaan pupuk dan airnya yang lebih efisien dibandingkan dengan pertanian konvensional. Kata efisien berarti tepat atau tidak berlebihan, dan begitulah penggunaan pupuk dan air pada sistem hidroponik. Semuanya sudah terukur, terkontrol, dan tidak ada yang terbuang.
Berbeda dengan pertanian konvensional. Penggunaan air tidak terkontrol, sebab air bisa terus meresap ke dalam lapisan tanah yang lebih dalam. Jika cuaca panas dan menyebabkan lapisan tanah bagian atas kering, penyiraman kadang harus dilakukan sampai dua kali dalam sehari. Saya sendiri pernah mengalaminya.
Begitu juga dengan penggunaan pupuk. Pupuk yang diaplikasikan ke tanah bisa saja tercuci, terbawa oleh air yang meresap ke dalam tanah. Terutama jika turun hujan, sesaat setelah pupuk diberikan ke tanaman.
2. Pengerjaan Lebih Praktis dan Mudah
Pengerjaan hidroponik memang lebih praktis dan lebih mudah. Tapi sepraktis apa? Biar kamu bisa membayangkan, saya akan memberikan gambarannya saja.
Pada saat memulai, tentu saja hidroponik tidak sepraktis yang kita bayangkan. Sebab kita perlu menyiapkan instalasinya yang tentunya juga merepotkan. Cuma, membuat instalasi ini cukup dilakukan sekali saja. Pada masa tanam selanjutnya, instalasi hidroponik bisa langsung kita gunakan lagi.
Kalau di sistem bertani secara konvensional tidak bisa begitu. Setiap kali mau menanam, kita selalu saja direpotkan dengan urusan pengolahan lahan. Entah membajak, mencangkul, menambah pupuk dasar, membersihkan gulma, dan sebagainya.
Proses perawatan nantinya juga lebih mudah. Dengan sistem hidroponik kita tidak perlu menyiram dan membersihkan gulma. Apalagi jika menggunakan greenhouse, wah kita tidak akan terlalu pusing soal urusan pengendalian hama juga.
3. Tidak Tergantung pada Musim
Indonesia punya dua musim, musim hujan dan musim panas. Ada kalanya, saat musim panas datang, petani di Indonesia tidak bisa menanam karena tanah menjadi kering. Sementara sumber irigasi tidak bisa mencukupi kebutuhan.
Pada musim penghujan pun bukan berarti tidak ada masalah. Angin kencang dan serangan beberapa penyakit atau hama kerap kali mengganggu dan meningkat. Membuat petani akhirnya gagal panen.
Di sistem hidroponik, hal-hal seperti itu bisa kita hindari. Dengan syarat jika hidroponiknya menggunakan greenhouse, serta kebutuhan air mencukupi. Jika tidak, maka serangan hama dan angin kencang juga bisa mengganggu tanaman hidroponik.
4. Minim Serangan Hama
Salah satu kelebihan hidroponik yang sering diungkapkan banyak orang adalah minimnya serangan hama. Soal ini, mari kita pertegas lagi.
Pertanyaannya, kenapa hidroponik minim serangan hama? Sebab, pada skala bisnis, hidroponik seringkali menggunakan greenhouse. Salah satu fungsi greenhouse ini ya untuk mencegah serangan hama dari lingkungan sekitar.
Kalaupun tidak menggunakan greenhouse, serangan hama pada tanaman hidroponik tetap lebih terkontrol. Hidroponik biasanya dilakukan di lahan yang tidak terlalu luas. Ya, setidaknya tidak seluas lahan di persawahan atau perkebunan.
5. Lebih Bersih dan Steril
Hidroponik lebih bersih dan lebih steril, pastinya iya. Bagaimana tidak bersih, la wong untuk medianya tidak menggunakan tanah, kok. Karena itu, buat orang yang tidak suka kotor-kotoran tapi ingin menanam, cocok deh kalau pakai sistem hidroponik. Meski sebenarnya kotor itu juga tidak selalu buruk, ya.
6. Bisa untuk Lahan Sempit
Menanam dengan sistem hidroponik bisa menjadi alternatif bagi kita yang ingin memanfaatkan lahan sempit. Apalagi jika dipadukan dengan sistem vertikultur, menjadi hidroponik vertikultur.
Vertikultur sendiri merupakan tekni menanam secara bertingkat. Dengan teknik ini, penggunaan lahan bisa kita maksimalkan. Karena kita bisa menanam di tembok juga di pagar.
7. Produk Lebih Berkualitas
Tanaman hidroponik secara fisik memang lebih bagus dibandingkan tanaman yang dibudidayakan secara konvensional. Lebih segar dan tidak bolong-bolong karena dimakan hama. Hal ini wajar terjadi, seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya, serangan hama pada sistem hidroponik lebih bisa dikontrol.
Selain itu, jika dalam sistem hidroponik tidak menggunakan pestisida kimia. Maka hasilnya, tak hanya berkualitas secara fisik, tapi juga lebih sehat dibandingkan dengan tanaman yang disemprok dengan pestisida kimia.
Kekurangan Hidroponik
Mengetahui kelebihannya, tak bisa dipungkiri jika sistem hidroponik ini sangat menarik untuk kita coba. Namun, di balik kelebihannya, hidroponik juga punya kekurangan.
Dan menurut hemat saya, biar informasinya berimbang, kita juga perlu paham apa saja kekurangan dari hidroponik. Biar kita yang ingin menanam dengan teknik hidroponik, nantinya tidak kaget jika menghadapi masalah. Atau biar kita tidak sekedar ikut-ikutan tren juga.
1. Biaya Lebih Mahal
Hal yang mungkin tidak disadari oleh banyak pemula, sistem hidroponik itu membutuhkan modal yang besar di awal. Instalasinya tidak main-main, loh. Butuh talang, butuh selang, butuh media tanam alternatif pengganti tanah, butuh aerator, juga butuh pompa yang harganya tidak murah.
Nih ya, hasil penelusuran saya di Shopee. Instalasi hidroponik sistem DFT saja, yang cuma terdiri dari 4 pipa dengan panjang masing-masing 2 meter, harganya mencapai 700-800 ribuan. Ini tidak termasuk harga pupuk dan media tanam alternatifnya loh, ya. Dan ini juga belum bicara biaya pembuatan greenhouse, jika memang ingin menggunakan greenhouse.
2. Perlengkapan Sulit Didapat
Memang tidak sulit banget, tapi setidaknya mencari perlengkapan hidroponik itu ya tidak mudah. Minimal tidak dijual dalam satu tempat, lah. Seperti pipa, mungkin harus ke toko bangunan. Pompa dan aerator harus membeli di toko penjual perlengkapan akuarium.
Lalu untuk pupuk dan media tanam alternatifnya, seperti rockwool, arang sekam, atau cocopeat perlu membeli ke toko pertanian. Itu pun kalau ada, ya. Karena kalau berkaca pada pengalaman pribadi, tidak semua toko pertanian di daerah, seperti di tempat tinggal saya menjual perlengkapan hidroponik.
Akhirnya, terpaksa beli online.
3. Bergantung pada Listrik
Kebanyak, teknik-teknik hidroponik itu bergantung pada listrik untuk mengalirkan nutrisi pada akar tanaman. Sehingga, kalau terjadi pemadaman lampu dalam jangka waktu lama, itu bisa jadi masalah. Pemberian nutrisi pada tanaman jadi terjeda.
Saat ini, sebenarnya sudah ada teknik-teknik hidroponik sederhana yang tidak memerlukan listrik. Cuma, biasanya hidroponik sederhana ini cocoknya hanya untuk pemula dan hobiis, saja. Kalau untuk skala bisnis rasanya terlalu rempong kalau pemberian nutrisinya dilakukan secara manual.
4. Mudah Tertular Penyakit
Ok, bicara serangan hama, pada sistem hidroponik mungkin lebih bisa dikontrol. Namun, saat ada serangan penyakit sekecil apapun, semua tanaman hidroponik akan rentan tertular.
Nutrisi pada tanaman hidroponik diberikan dalam bentuk larutan yang dialirkan pada semua akar tanaman secara terus menerus. Nah, penyakit bisa terbawa oleh aliran nutrisi ini, sehingga lebih cepat menular ke tanaman yang lain.
5. Jangkau Pasar Lebih Sempit
Kebanyakan, harga jual sayuran hidroponik itu lebih mahal. Soalnya, tanaman atau sayuran hidroponik memang lebih bagus secara kualitas. Hanya saja, harga jual yang mahal ini tidak bisa menjangkau semua kalangan. Mau tidak mau, petani hidroponik perlu mencari target market yang tepat jika mau sayurannya laku.
Itulah berbagai kelebihan dan kekurangan hidroponik. Dengan mengetahui keduanya, saya berharap kita bisa menggunakan sistem hidroponik ini secara bijaksana. Sekalipun kita cocok dan antusias dengan kelebihan hidroponik, kita juga harus diap menghadapi resiko dari kekurangannya.
Nah, kalau sudah siap menerima kelebihan dan kekurangan hidroponik. Mungkin sudah waktunya bagimu untuk belajar cara menanam sayuran hidroponik.
Kemarin banget baru coba nanam sayur sayuran dengan cara hidroponik . Terus baca ini jadi makin semangat.