Bisa mengenal dan berkomunikasi langsung via daring dengan Elizabeth Setiaatmadja adalah berkah tersendiri bagi saya. Mbak Liz, begitu saya memanggilnya, merupakan seorang womenpreneur Indonesia dengan karakter dan value hidup yang kuat.
Bagi siapa saja yang ingin menjadi pebisnis handal, patut menjadikan Mbak Liz sebagai panutan. Semangat beliau dalam berbisnis bukan hanya sekedar uang, tapi juga ingin berbagi dan bermanfaat pada sesama.
Penasaran seperti apa sosok dari Elizabeth Setiaatmadja? Kali ini saya akan menceritakan kesan saya tentang Mbak Liz setelah pertemuan daring kami melalui Google Meet pada 23 November lalu.
Profil Elizabeth Setiaatmadja, Womenpreneur Indonesia
Jujur takjub ketika tahu kalau Mbak Liz ini adalah putri dari CEO bank terkemuka di Indonesia, Jahja Setiaatmadja. Kenapa emang?
Saya Cuma berpikir satu hal. Mengenal Mbak Liz, artinya saya bisa belajar bagaimana pola parenting yang ia terima dari seorang ayah yang hebat. Sehingga Mbal Liz bisa tumbuh menjadi seorang yang tagguh.
Di kemudian hari, saya ingin meniru pola parenting tersebut untuk saya terapkan pada anak-anak saya. Amin.
1. Latar Belakang Keluarga
Sebagai putri sulung dari Jahja Setiaatmadja, Mbak Liz tahu betul bagaimana perjuangan ayahnya yang meniti karir dari bawah. Tak serta merta mendapatkan jabatan mentereng.
Pak Jahja memulai karir di perbankan sebagai ‘spesialis fotokopi’. Begitu yang saya baca di Kumparan.com. Bahkan, beliau juga sempat melakukan pekerjaan tambahan menjadi tukang sewa video keliling.
Semangat dan daya juang inilah yang kemudian juga diwarisi oleh Mbak Liz. Terlihat jelas bagaimana aura positifnya ketika bercerita pada pertemuan online antara Mbak Liz dengan beberapa bloger. Termasuk saya salah satunya.
Beliau vibes-nya sangat positif, penuh semangat dan ramah. Saya sampai terbawa semangat juga.
Dan saya sangat senang, ketika Mbak Liz tanpa canggung selalu menyebutkan nama para bloger. Baik saat menyapa di awal pertemuan atau saat sesi tanya jawab.
Jujur, saat nama kita disebutkan. Rasanya keberadaan kita itu diakui dan dihargai. Iya kan? Itulah kenapa, kalau Mbak Liz ini bisa banget dijuluki sebagai pakar komunikasi. Dia tahu benar bagaimana membangun komunikasi yang bikin orang nyaman.
2. Perjalanan Bisnis
Sejak kecil, Mbak Liz sudah pintar membaca peluang bisnis, loh. Saya yakin ini semua karena Mbak Liz adalah sosok yang berani mencoba. Sebuah karakter yang harus ada dalam diri seorang pebisnis.
Jadi, pas Mbak Liz SD. Mbak Liz ini pernah berjualan kartu natal. Terus selama SMP dan SMA juga pernah jadi asisten guru musik.
Ketika kuliah di Australia, kebiasaan tersebut terus berlanjut. Bersama salah satu temannya. Mbak Liz berjualan kartu telepon pada mahasiswa-mahasiswa Indonesia.
Setelah lulus, Mbak Liz juga tak mau memanfaatkan nama besar Pak Jahja. Mbak Liz memutuskan untuk mencari jalan hidupnya sendiri dan memilih untuk bekerja di Ernst & Young.
Lepas bekerja, Mbak Liz membangung bisnis bersama suaminya di bidang production house bernama Cronicle Production.
Nah, kalau untuk saat ini, karena rumah produksi tersebut sudah berjalan dengan baik, Mbak Liz memilih fokus pada bisnisnya yang lain. Yakni Belle Couture Store, bergerak di bidang kesehatan.
Ke depan, di Belle Countere Store ini, selain menjual alat-alat kesehatan, Mbak Liz juga akan menjual camilan sehat untuk penderita diabetes dan anak autis.
Bisnis Mbak Liz bukan cuma dua yang sudah saya sebutkan di atas. Mbak Liz ini juga seorang networking expert. Kemampuannya dalam menjalin kerjasama membawanya menangangi banyak bisnis lainnya. Salah satunya di bidang MLM dan pertambangan.
3. Aktifitas Sosial
Sejak kecil, Mbak Liz diajari untuk selalu berbagi. Makanya, setelah ia dewasa, Mbak Liz punya jiwa sosial yang tinggi.
Mbak Liz kerap terlibat dalam kegiatan sosial. Bahkan beberapa kali memprakarsai aktifitas yang mengarah pada aktifitas sociopreneur ketika pandemi Covid-19 merebak di tahun 2020.
Bersama seorang teman yang punya pabrik garmen. Mbak Liz memproduksi 400 ribu APD yang kala itu sangat dibutuhkan.
APD tersebut kemudian dijual dengan harga hanya Rp55.000 saja. Sementara saat itu harga APD bisa mencapai Rp250.000.
Karena hal tersebut, para pelaku kesehatan dapat terbantu dan karyawan pabrik tempat memproduksi baju APD dapat tetap bekerja dan menafkahi keluarganya.
Selain memproduksi baju APD, Mbak Liz juga terpanggil untuk membantu jemaat JPCC yang terdampak Covid-19. Caranya dengan memberikan mentoring bisnis langsung kepada para jemaat.

Value Hidup Elizabeth Setiaatmadja
Kembali lagi ke cerita pertemuan daring dengan dan beberapa bloger yang difasilitasi oleh Indscript Creative.
Saya sebagai salah satu bloger punya kesempatan untuk bertanya tentang value hidup yang Mbak Liz dapatkan dari orang tua. Dan saya mendapatkan 4 jawaban berikut.
1. Mengutamakan Keluarga dengan Quality Time
Pak Jahja, ayah dari Mbak Liz juga orang yang memulai karirnya dari nol. Tentu beliau adalah sosok pekerja keras.
Karena kesibukannya, Pak Jahja tentu tak bisa selalu bersama keluarga sepanjang waktu karena harus bekerja. Terkadang sampai malam.
Namun, Pak Jahja adalah sosok yang selalu mengutamakan keluarga. Meski secara quantity tak bisa memenuhi, tapi secara quality Pak Jahja selalu ada untuk anak-anaknya.
Jika saatnya berkumpul, maka Pak Jahja dan keluarganya termasuk Mbak Liz akan benar-benar mengahabiskan waktu bersama. Mereka akan saling mengobrol satu sama lain. Hal inilah yang kemudian menjadikan hubungan keluarga tetap terjalin dengan erat.
2. Menyertakan Tuhan dalam Segala Hal
Sejak kecil, Mbak Liz sudah diajarkan untuk selalu menyertakan tuhan dalam segala hal. Meski tak bisa selalu beribadah ke gereja setiap minggu. Namun sebisa mungkin tak boleh melupakan Tuhan dalam segala aktifitas.
Makanya, sejak kecil bahkan sampai saat ini. Mbak Liz aktif terlibat di beberapa kegiatan di gereja. Salah satunya seperti yang sudah saya sebutkan. Berkontribusi dalam memberikan pendampingan pada jemaat JPCC yang terkena dampak Covid-19.
3. Lebih Baik Memberi daripada Menerima
Jika saya mengatakan Mbak Liz adalah seorang womanpreneur Indonesia yang suka berbagi. Itu bukan sekedar julukan yang saya buat-buat sendiri.
Terbukti Mbak Liz sangat suka berbagi. Membuat APD untuk para tenaga medis, membantu jemaat JPCC, juga pernah membelikan tanah dan membuatkan rumah untuk Suku Anak Dalam di Jambi.
Selepas sesi peretemuan daring pun, Mbak Liz bahkan langsung meminta alamat semua bloger untuk memberikan camilan sehat yang akan ia lauching segera.
Bagaimana itu bisa Mbak Liz lakukan? Rupanya itu adalah sebuah kebiasaan yang terbangun semenjak Mbak Liz kecil.
4. Berani Mencoba dan Menyampaikan Perasaan dengan Baik
Poin ini mungkin saya simpulkan sendiri dari hasil obrolan selama di Google Meet. Saya melihat Mbak Liz ini sosok yang visioner. Selalu berpikir maju ke depan.
Saya bahkan sempat kaget ketika Mbak Liz menyampaikan ia tidak pernah baper. Artinya ia selalu bisa mengendalikan diri dan perasaannya. Kok bisa? Sementara saya orang yang sedikit-sedikit baper.
Jawabannya satu, yakni pola asuh. Mbak Liz dekat dengan Pak Jahja. Mereka sering bertukar pikiran. Mbak Liz bahkan tak segan untuk menyampaikan apa yang ia rasakan dan pikirkan. Misal dengan bertanya tentang cara elegan dalam menghadapi orang.
Sementara saya, sejak kecil selalu dilatih untuk reaktif terhadap semua hal. Bahkan hal kecil sekalipun. Makanya sedikit-sedikit gampang marah, tersinggung, dan baper.
Mungkin bisa dibilang, Mbak Liz selalu diajarkan untuk mencari jalan keluar dan saya selalu diajarkan untuk fokus pada masalah bukan solusi.
Makanya, tak heran kalau akhirnya Mbak Liz mampu menjadi sosok yang selalu berani mencoba.
Yap, ini saya sampaikan bukan dalam rangka membanding-bandingkan. Tapi saya, sekali lagi ingin belajar hal-hal yang mungkin tidak sempat saya dapatkan ketika saya kecil.
Suatu hari, jika saya punya anak. Saya bisa meniru pola parenting Pak Jahja. Sehingga anak-anak saya kelak bisa tumbuh dengan sikap positif.

Liz Setiaatmadja, Perempuan Multitalenta
Elizabeth Setiaatmadja, seorang perempuan multitalenta. Seorang pebisnis, networking luas, pakar komunikasi, suka berbagi, dan satu lagi, suka mengajar.
Yap, Mbak Liz saat ini juga aktif memberikan seminar dan pelatihan pada pelaku UKM. Mbak Liz mengaku sangat senang berbagi ilmu tentang memajukan bisnis dengan mengutamakan service yang baik.
Wah, pokoknya seru bisa mengenal Elizabeth Setiaatmadja yang saya panggil Mbak Liz. Ah, ini bukan saya SKSD (sok kenal sok dekat). Saya yakin, Mbak Liz tidak akan keberatan dengan panggilan tersebut.
Semoga ada kesempatan untuk bisa mengenal dan bekerja sama dengan Mbak Liz lebih jauh lagi. Amin.
4 thoughts on “Elizabeth Setiaatmadja, Womenpreneur Indonesia Berjiwa Sosial Tinggi”