Menanam sayuran di polybag masih menjadi pilihan saya, sejauh dan sementara ini. Alasan utamanya karena harganya yang cukup murah. Meski sebenarnya saya juga kurang suka karena polybag kurang ramah lingkungan.
Tapi, mari lupakan soal idealisme itu sejenak. Asal digunakan secara maksimal sampai batas masa pakainya (sampai benar-benar rusak maksudnya), berkebun sayur dengan polybag rasanya masih bisa saya tolerir.
Berdasarkan pengalaman pribadi, kali ini saya mau berbagi cara menanam sayuran di polybag. Sebenarnya tidak ada bedanya dengan cara menanam sayur di kaleng bekas yang pernah saya spill pada tulisan sebelumnya.
Tapi, di tulisan kali ini akan ada hal berbeda, terutama terkait penyiapan media, pilihan sayuran, dan pengendalian hama. So, jangan lewatkan artikel ini!
Keuntungan Menanam Sayuran di Polybag
Menanam di polybag tentu banyak untungnya. Karena harga polybag murah, kita jadi bisa berkebun di rumah meski budget sedikit. Tau lah ya, dibanding dengan pot plastik yang juga murah, polybag jauh lebih murah lagi.
Pilihan lainnya bisa sih pakai barang bekas seperti kaleng atau botol plastik. Tapi, sejauh percobaan saya, kaleng bekas sulit didapat. Sementara menanam sayur di botol plastik pertumbuhannya kadang kurang maksimal.
Keuntungan lainnya, polybag banyak tersedia di toko-toko pertanian, baik online dan offline. Jadi tidak ribet gitu buat mendapatkannya.
Cara Menanam Sayuran di Polybag
Cara menanam sayuran di polybag bisa dimulai dari langkah mana saja. Bisa dari menyiapkan tempat dulu, media tanam dulu, atau menyiapkan alat dan bahan dulu. Cukup sesuaikan dengan kondisi masing-masing.
Kalau di tulisan kali ini, saya akan menjelaskan cara menanam sayuran di polybag sebagaimana kebiasaan yang sering saya lakukan. Dan khusus untuk sayuran daun ya.
1. Memilih Sayuran yang Akan Ditanam
Setiap mau berkebun, hal pertama yang saya lakukan adalah memilih tanaman yang hendak saya tanam. Kalau awal-awal mulai aktif berkebun dulu, saya cenderung suka bereksperimen.
Saya sering membeli semua jenis sayuran yang ingin saya tanam. Sekali menanam bisa lebih dari 10 jenis sayuran daun.
Seiring berjalannya waktu, setelah saya paham apa saja tantangan berkebun sayur di Madura. Saya mulai paham apa saja sayur potensial yang bisa saya tanam di sini.
Berdasarkan hasil eksperimen tersebut, saya akhirnya menemukan beberapa sayuran daun favorit untuk saya tanam di polybag. Sayuran-sayuran tersebut adalah pakcoy, sawi, kailan, sawi samhong, seledri, kangkung, dan bayam.
Kenapa 7 sayuran yang saya sebutkan tadi jadi favorit saya? Karena sejauh pengalaman saya, mereka cukup tahan terhadap serangan hama. Meski tidak saya semprot dengan pestisida, mereka tetap tumbuh bagus.
Ini pengalaman saya. Pengalaman orang lain bisa saja berbeda. Karena setiap lingkungan punya tantangan yang berbeda-beda pula. Karena itu, inti dalam berkebun adalah jangan takut untuk trial and error.
2. Menyiapkan Media Tanaman
Menanam sayuran dengan polybag, artinya kita harus menanam menggunakan media padat. Entah itu tanah, kompos, tanah humus, cocopeat, atau arang sekam. Secara umum, biasanya orang mencampur 1-3 jenis media tanam padat.
Buat yang tinggal di perkotaan, cara termudahnya ya menanam menggunakan campuran kompos dengan arang sekam atau cocopeat. Tapi FYI aja, biaya membeli media tanam ini tidak murah. Bahkan ini bisa jadi pengeluaran terbesar dalam berkebun.
Meski begitu, jangan langsung mundur untuk menanam dengan polybag di rumah. Media tanam ini cuma sekali beli kok. Ia akan bisa kamu gunakan secara terus-menerus.
Ada cara yang bisa kamu lakukan agar media tanam yang kamu beli selalu subur. Saat hendak melakukan penanam ulang, campur media tanam lama dengan kompos baru.
Nah, saya pribadi untungnya hidup di desa. Jadi saya tinggal menggali saja tanah di sekitar rumah. Lalu saya campur dengan kompos, sekam atau arang sekam, dan pupuk kandang. Perbandingan 2:2:1:1.
Untuk kompos, terkadang saya ganti dengan tanah humus yang juga bisa saya dapatkan secara gratis di kebun-kebun dekat rumah.
3. Belanja Benih, Pupuk, dan Polybag
Kenapa saya mendahulukan menyiapkan media tanam? Karena bagi saya, jika media tanam sudah ada, artinya 50% persiapan berkebun sudah saya rampungkan. Sehingga saya bisa mulai belanja benih, pupuk, dan polybag.
Untuk benih, saya selalu membeli benih repacking. Dengan membeli benih repacking, saya jadi bisa mendapatkan aneka jenis benih dengan harga yang jauh lebih murah. Sebab per pcs-nya, harga benih repacking antara 1.000-5.000 rupiah.
Pupuk standar saja, saya hanya menggunakan 1 jenis pupuk, yakni pupuk NPK. Sementara untuk ukuran polybag, untuk sayuran daun, saya menggunakan polybag ukuran 25×25.
Pelajari di sini tentang panduan memilih ukuran polybag yang tepat!
4. Mulai Menanam
Jika media tanam, benih, pupuk, dan polybag sudah siap, maka kita sudah bisa memulai penanaman. Bagaimana caranya? Berikut langkah-langkah yang kerap saya lakukan:
- Masukkan sampah organik dapur ke polybag sebanyak ¾ volume polybag. Seiring berjalannya waktu, sampah-sampah organik ini akan terurai dan bisa menjadi bank pupuk yang bisa tanaman gunakan.
- Tambahkan media tanam sampai polybag penuh.
- Siram media tanam dengan air secukupnya.
- Buat lubang kecil dan dangkal menggunakan jari, lalu masukkan 1-2 benih sayuran dan tutup dengan media tanam.
- Letakkan polybag di tempat yang mendapatkan pencahayaan penuh. Sayuran adalah jenis tanaman yang sangat menyukai matahari.
Sebelum lanjut ke poin pembahasan berikutnya, saya mau menjelaskan, kenapa saya menanam 1-2 benih sayuran dalam 1 polybag.
Sebenarnya ini adalah langkah antisipasi saja. Harapannya, seandainya ada satu benih yang tidak tumbuh, maka masih ada benih lainnya yang masih bisa tumbuh.
Jika keduanya tumbuh semua? Maka saya akan mencabut salah satunya, supaya pertumbuhan sayuran nantinya maksimal.
Jika dua-duanya tidak tumbuh? Maka saya akan menanam benih ulang atau saya ambilkan dari polybag lain yang kedua benihnya sama-sama tumbuh.
5. Melakukan Perawatan
Langkah perawatan tanaman itu secara garis besar hanya menyiram, memupuk, menyiangi gulma, memangkas, dan mengendalikan hama dan penyakit. Berikut penjelasan rincinya!
- Penyiraman: lakukan penyiraman 1-2 kali sehari, setiap pagi dan sore hari. Sesuaikan dengan kondisi cuaca. Jika tidak terlalu panas, lakukan penyiraman sekali saja. Yang penting jangan biarkan media tanam sampai mengering.
- Pemupukan: gunakan pupuk NPK dengan cara dikocor. Tambahkan 1 sendok pupuk NPK ke dalam 5 liter air. Aduk sampai semua pupuk NPK larut dan berikan ke tanaman. Saya biasanya 1 tanaman 1 gelas air mineral (125 ml).
- Penyiangan gulma: Jika media tanam ditumbuh rumput, lakukan penyiangan secepat mungkin. Supaya rumput tidak jadi pesain sayuran dalam hal penyerapan nutrisi.
- Pemangkasan: pemangkasan untuk sayuran daun sangatlah minimal. Hanya dilakukan pada daun yang menguning dan kerdil, serta daun yang terserang hama dan penyakit.
- Pengendalian hama: Saya pribadi masih bertahan untuk tidak menggunakan pestisida kimia. Alternatifnya, saya memilih sayuran yang tahan hama seperti yang sudah saya sebutkan.
Saya punya sedikit cerita tentang pengendalian hama ini. Saya sudah mencoba berbagai jenis pestisida organik, mulai dari bawang, kulit bawang, kunyit, sampai daun pepaya.
Ternyata, tidak ada satu pun yang ampuh dalam mengusir hama. Baik hamanya berupa ulat, serangga, dan kumbang.
Nah satu yang cukup ampuh adalah pestisida daun mimba yang saya campur dengan pestisida organik dari jadam. Cuma, penyemprotannya harus setiap hari, pagi dan sore. Jika lewat sehari saja, hamanya langsung menyerang kembali.
Studi kasus ini terjadi saat saya menanam mentimun dalam galon mineral, baca di sini: cara menanam mentimun organik.
6. Cara Panen
Ya, mari tinggalkan permasalahan hama yang sampai saat ini belum bisa saya atasi dengan baik. Satu-satunya hal yang bisa saya lakukan ada menanam sayuran yang kuat, yang tidak mudah terserang hama.
Jika tanaman terlepas dari serangan hama, maka 80% tanaman dipastikan akan bisa tumbuh dengan baik sampai masa panen.
Sayuran daun itu umumnya bisa tumbuh sampai usianya 3 bulan. Karena itu, kalau panen sayuran daun, saya tidak mencabutnya. Tapi saya mengambil daun-daun yang sudah tua saja. Dengan cara ini, 1 tanaman sayuran bisa dipanen berkali-kali sampai batas usia yang dimilikinya.
Penutup
Yap, itulah cara menanam sayuran di polybag ala saya. Tidak terlalu sulit, hanya butuh ketelatenan saja.
Secara umum, menanam di polybag tidak berbeda jauh dengan menanam di kaleng atau pot plastik. Dimulai dari memilih jenis sayuran yang akan ditanam, menyiapkan media tanam, belanja alat dan bahan, mulai menanam, melakukan perawatan, lalu panen.
Selamat mencoba dan jangan takut untuk menemukan caramu sendiri!
Aku malah suka menanam di polybag, soalnya ukuran tanahnya pas gitu. Terus bibitnya bisa kita pantau juga. Kalau banyak kan jadi cantik, hehe. Kayanya buat sampai rusak banget tuh butuh waktu yg lama ya mbak, jadi masih bisa menanam di polybag buat jangka yang lama.
Menanam sayur di polybag tidaklah sulit. Dengan sedikit ketekunan dan perawatan, kita dapat menikmati hasil panen sayur segar dari kebun sendiri. Kegiatan ini juga dapat menjadi hobi yang bermanfaat dan menyenangkan.
Seru sekali ya menanam sayur di polybag. Saya pengen nyoba. Ada tetangga jauh yang juga hobi nanam di polybag. Sejauh ini saya baru pernah nyoba nanam cabe aja di polybag.
Sebagai orang yang tinggal di perkotaan dan minim halaman, urusan tanam-menanam begini jadi memang jadi tantangan. Kalau untuk komposnya sih aku bikin sendiri (pakai tong komposter).
Sesenang itu ya bisa menanam tanaman termasuk dalam polibag, senangnya itu pas bisa panen dan memasak sayuran hasil dari kebun sendiri hasil dari proses pembenihan, perawatan, sampai panen
Adduuuuu…pakcoynya bikin ngiler deeeh. Aku suka banget tuh pakcoy hijau dijus, campur mentimun dan nanas. Sehat banget…Kalau nanem sendiri kaan engga perlu ke pasar. Soalnya Mang Sayur jarang-jarang yg bawa pakcoy.
Trims tutorialnya nih…
Buat yang punya lahan sempit, menanam di polybag memang bisa jadi solusi buat yang suka nanam. Cuma memang kalau polybag memang butuhnya tanaman yang semusim gitu ya. Kayak sayuran. Keuntungannya buat rumah tangga, kita jadi nggak usah beli sayur. Tinggal metik aja gitu. Hehehe
Keren sih kak Luluk, aku sendiri kapan hari pas itu mulai nanem kan terus cuman bertahan rajinnya seminggu hadeeh terus ngga dilanjutin, sebel banget sama diri sendiri wkwkwk, padahal syg yaa mau nerusin ah
Memang mudan ya nanam paki polybag. Eh, itu bagi yang senang berkebun dan tanam menanam ya hehe. Saya cuma bisa kepingin. Tapi kalau ngejalanin kok gumana gitu huhu. Btw sawi samhong itu yang seperti apa mbak?
Dapat benih yang beragam dari pilihan benih repacking kalau dipikirkan iya juga ya, jauh lebih hemat. Bisa tanam benihnya di banyak polybag
Meskipun polybag kurang ramah lingkungan, penggunaannya maksimal sampai rusak bisa jadi solusi sementara yang terjangkau.
Kalau tetangga saya, polybag-nya itu yang tebal, warna hijau dan ada tali pegangannya, Mbak. Jadi mudah dipindahkan. Terus katanya sangat awet. Jadi bisa dipakai lagi, kalau mau tanam sayuran lagi.
Murah meriah dan pasti mudah ya kak menanam di polibag ini. Ga terlalu ribet lah ya buat menanam dan ngerawatnya. Beda ama cabai yg agak ribet mulai dr pemupukan hingga penyemprotan insektisidanya. Kalo nanam sayuran hijau kyk gini emg ga pake perawatan ribet. Mgkn prlu menyiangi ama pemupukan aja. Plus air jg ya.
Solusi tepat bagi pecinta berkebun di lahan terbatas. Cocok untuk menanam sayuran semusim untuk kebutuhan rumah tangga
Tetanggaku juga rajin banget nanem kangkung di polybag, panennya juga cepat. Ternyata memang pemilihan tanaman penting banget ya, kak.
Pak suami dan mamah mertua yang rajin bertanam. Pernah punya pengalaman juga menanam strawbery di polybag. Hasilnya bagus, buahnya banyak. Seneng juga bisa petik strawbery hasil nanam sendiri
Paling berat dari melakukan penanaman itu adalah perawatan. Perawatan harus konsisten dari mulai baru menanam sampai mau panen. Kalau perawatannya konsisten dan baik, hasilnya pasti juga akan baik. Nih.
Hama yang menakutkan di rumah saya yang suka mengganggu tanaman di pot atau polibag justru ayam dan anaknya.
Kalau udah dicakar, ya ampun, bikin. Jengkel gitu deh…
Dari kemaren-kemaren sebenernya pengen banget nanem sayur. Sempet nanem kacang panjang di tanah langsung karena kacang panjang kan merambat. Tapi kurang memuaskan hasilnya karena tanah disini kurang subur. Mau nanem di polibag tapi punya ayam juga, kalo udah dipatok habis sudah. Pohon pisang aja dipatok sampe mati.
Dari pada pake pot mending pake polybag sich, harganya juga lebih hemat dari pada beli pot. Polybag juga tersedia dengan berbagai macam ukuran.
Sebenernya iya yaa.. aku jadi kepikiran kenapa kebun Ibuku gak menggunakan Polybag.
Mungkin salah satunya karena pertimbangan jenis tanaman yang ditanam yaa..
Kalau sayuran, kan bisa dipanen dan berganti dengan cepat untuk tanaman berikutnya, tapi kalau bunga, mereka tumbuh besar. Sehingga lebih praktis menggunakan pot-pot tanah liat, misalnyaa..
Bahkan saat panen pun nggak langsung dicabut semua ya. Kukira kalau pakai polybag itu tuh cuma buat tanaman sekali panen doang.bEhehe ….
Di rumah tuh yang hobi bertanam adalah ibu saya. Kayaknya jarang pake polybag gini. Seringnya mengembangkan pake model hidroponik, terus ntar baru dipindah ke pot.
sangat bermanfaat sekali mba Luluk kebetulan sekali sedang belajar soal menanam sayuran di rumah dan menanam juga di polybag dan ternyata panennya ada ilmunya juga ya
waah FYI penelitianku pas thesis itu tentang pestisida dari bungkil mimba dan memang bermanfaat banget untuk membunuh hama…kuat sekali untuk mencegah hama datang ke tanaman..btw, semoga tanamannya sehat-sehat dan subur selalu ya mba
Aku Baru tahu teknik 2 benih dalam 1 polybag. Bisa aku coba nih. Soalnya ya itu mba betul kadang ngga tumbuh atau rusak