Tumis, oseng, dan cah sering dianggap sama. Padahal ketiganya cuma mirip doangan. Secara rasa, bumbu, dan bahan utamanya masing-masing punya perbedaan meski sedikit.
Lalu apa bedanya tumis, oseng, dan cah? Yuk pelajari bersama biar selanjutnya kamu nggak salah sebut, apalagi sampai salah buat. Iya, kan?
Asal Muasal Tumis, Oseng, dan Cah
Kita pelajari dulu ya asal muasal dari tumis, oseng, dan cah ini. Soalnya mereka punya sejarah yang saling terkait. Sampai akhirnya banyak yang menganggapnya sama.
Mari bahas oseng dulu. Oseng ini sebenarnya adalah proses memasak bumbu dengan sedikit minyak sampai layu. Bumbu dalam oseng biasanya dipotong-potong atau diiris-iris tipis.
Sementara cah adalah proses memasak dengan menambahkan sedikit cairan. Bumbu yang digunakan biasanya berbentuk bubuk.
Oseng sendiri digadang-gadang sebagai proses memasak khas Indonesia. Kalau cah merupakan proses memasak khas oriental. Kemudian terjadilah pembauran budaya, oseng dan cah dipadukan menjadi tumis.
Itu menurut penjelasan Chef Wira Hardiansyah, saya kutip dari Resepkoki.id. Tahu Chef Wira, kan? Kalau belum tahu boleh kepoin saja profilnya di artikel ini => Wira Hardiansyah.
Apa Bedanya Tumis, Oseng, dan Cah?
Memang, sebagian masyarakat Indonesia nggak tahu jika tumis, oseng, dan cah itu berbeda. Sebelumnya saya termasuk golongan tersebut. Tapi sebagian sudah ada yang tahu, terutama mungkin yang suka dengan dunia kuliner.
Nah, berikut adalah perbedaan antara tumis, oseng, dan cah yang berkembang di masyaraka!
1. Proses Pembuatan
Untuk proses pembuatan sudah jelas ya, oseng berarti menggoreng bahan dengan sedikit minyak. Cah memasak dengan menambahkan sedikit air. Sedangkan tumis adalah perpaduan keduanya dengan pengaruh oriental yang lebih kuat.
Hanya saja ada satu hal yang belum saya temukan jawabannya. Dari tempat asalnya (Tiongkok), cah ini sebenarnya bumbunya digoreng juga nggak, sih? Mengingat kata Chef Wira, bumbu cah itu biasanya berupa bubuk.
Terlepas dari kebingungan saya tersebut. Di dalam masyarakat sendiri¸ cah dikatakan juga pakai minyak. Nanti bedanya dengan tumis maupun oseng ada di bagian bumbu dan bahan lainnya.
Terus, cah juga menggunakan dua jenis minyak. Pertama minyak kelapa atau minyak pada umumnya. Kedua menggunakan minyak wijen untuk menambah aroma.
2. Bumbu
Dari segi bumbu, tumis lebih dekat dengan oseng. Yakni menggunakan bumbu dan rempah khas Indonesia. Mulai dari bawang putih, bawang merah, cabe, lengkuas, daun salam, jahe, sampai kecap manis.
Untuk cah sendiri bumbunya hanya menggunakan bawang putih kemudian ditambah dengan aneka saus. Salah satunya adalah saus tiram. Namun pada perkembangannya, saat ini tumis juga kerap menggunakan saus tiram.
Saat membuat tumis pare teri pedas, saya juga menggunakan saus tiram.
3. Bahan Utama
Berdasarkan bumbu, tumis lebih dekat kepada cah. Baik tumis maupun cah, bahan utamanya berupa sayuran dan aneka sumber protein. Misal bakso, ayam, dan seafood.
Oseng sendiri biasanya bahan utamanya hanya satu. Contoh oseng tahu, oseng tempe, oseng udang, dan sebagainya.
Hanya saja prinsipnya tetap sama, bahan utama untuk ketiga masakan ini bisa apa saja. Kreasinya sangat luas, tergantung kreatifitas si pemasak.
4. Rasa
Soal rasa gimana nih? Katanya semua memiliki ciri khas sendiri-sendiri. Seperti masakan Tiongkok pada umumnya, cah berasa asin gurih. Lalu oseng memiliki cita rasa asin cenderung pedas lantaran menggunakan cabe.
Rasa tumis gimana? Meski ada yang bilang rasanya asin manis. Menurut saya, rasa tumis cenderung sama dengan oseng sebab bumbu keduanya sama.
Jadi gimana nih guys? Sudah pada paham kan apa bedanya tumis, oseng, dan cah? Kalau masih bingung, yuk kita diskusikan di kolom komentar.
[…] Ketahui perbedaan tumis dan oseng => Bedanya Tumis dan Oseng […]