Kenapa saya suka berkebun? Apa karena saya anak petani dan sarjana pertanian? Awal mulanya begitu, saya merasa punya pengalaman dan ilmu di bidang tanam menanam. Ya, seperti ada tuntutan untuk mempraktikkan apa yang sudah saya pelajari semasa kuliah dulu.
Tapi saat ini, setelah saya fokus berkebun di rumah -apapun kondisinya- sejak tahun 2023 awal, sekalipun bukan anak petani dan sarjana pertanian, kayaknya saya akan tetap berkebun, deh. Alasannya, manfaat berkebun di rumah itu banyak banget ternyata. .
Lalu, apa manfaat kegiatan berkebun di rumah? Berdasarkan pengalaman saya pribadi, berikut 6 manfaat berkebun di rumah.
1. Pekarangan Rumah Lebih Hijau dan Produktif
Ini cerita yang cukup berkesan menurut saya. Ketika saya masih tinggal di desa bersama orang tua, saya menanam aneka sayuran dengan memanfaatkan tembok musala dan pagar rumah. Ketika sayuran-sayuran tersebut tumbuh, setiap tetangga yang lewat hampir memberikan respon yang sama.
Selain memberi pujian karena pekarangan rumah jadi lebih hijau, mereka jadi mampir untuk melihat sayuran saya yang tumbuh subur. Tak sedikit kemudian yang akhirnya meminta tips menanam dari saya.
Lalu, untuk saat ini, saya sedang tinggal di rumah kontrakan yang letaknya ada di pinggiran kota kabupaten. Sebelum saya tempati, di depan kontrakan saya ada sedikit lahan yang ditumbuhi rumput. Daripada begitu, rumput-rumput itu kemudian saya bersihkan dan saya ganti dengan beberapa tanaman sayuran.
Dua kisah yang saya alami ini menjadi bukti, jika berkebun di rumah itu bisa bikin pekarangan rumah jadi lebih hijau dan produkti.
2. Menghasilkan Sayuran Segar dan Sehat
Ngapain repot-repot nanam, lawong harga sayur di pasar itu cuma 2 ribu saja. Yap, ini betul sekali. Harga sayuran, terutama sayuran daun macam kangkung dan bayam itu memanglah murah. Tapi apakah sayuran itu segar dan sehat?
Setahu saya, petani di Indonesia itu masih banyak yang mengendalikan hama menggunakan pestisida kimia. Dan residu dari pestisida kimia sangat tidak baik untuk kesehatan.
Kalau menanam sayuran sendiri di rumah, sudah tentu penggunaan pestisida kimia bisa kita hindari. Saya pribadi selalu menggunakan pestisida organik, yang pernah saya pakai adalah pestisida daun mimba, kulit bawang, serta campuran kunyit, lengkuas, dan daun pepaya.
Satu lagi yang penting, sayuran yang baru dipanen dan langsung kita masak, itu rasanya lebih enak dan kriuk. Dan hal ini -memasak langsung sayuran yang baru dipetik- hanya bisa kita lakukan jika kita menanamnya sendiri di rumah.
Baca juga:
3. Membantu Menyehatkan Fisik dan Mental
Semua orang pasti suka, apalagi jika tanaman tersebut daunnya rimbun, bunganya bermekaran, dan buahnya lebat. Kenapa bisa begitu, ya?
Pada dasarnya, semua orang itu akan merasa bahagia saat terkoneksi dengan alam. Sebab alam, termasuk di dalamnya tanaman, merupakan ciptaan Tuhan yang indah. Dan apa-apa yang indah itu punya efek menenangkan.
Makanya itu, aktivitas berkebun itu punya pengaruh yang baik untuk kesehatan mental. Ya, minimal bisa meredakan stres dan rasa penat. Saya saja setiap bosan menulis, larinya memang langsung berkebun. Entah menyiram tanaman, memupuk, memangkas, juga membersihkan gulma.
Dan secara ilmiah terbukti kok, berkebun itu beneran bisa menyehatkan mental. Tidak percaya? Coba deh baca jurnal ini, Berkebun dan Subjective Well-Being Warga Negara Indonesia.
Begitu juga dengan kesehatan fisik. Aktivitas di kebun akan melibatkan gerak fisik, sehingga tubuh jadi lebih aktif dan berkeringat. Sedikit banyak, hal ini dapat membantu membakar kalori, melatih otot, serta meningkatkan daya tahan tubuh.
4. Menyehatkan Udara di Lingkungan Rumah
Karbondioksida atau CO2 merupakan penyumbang gas rumah kaca terbanyak yang menyebabkan Global Warming. Kalau kata WMO, 64% gas rumah kaca yang ada di atmosfer itu ya si CO2 ini.
Karena itu, dengan berkebun di rumah, kita bisa ikut berkontribusi terhadap kesehatan udara, minimal udara di sekitar rumah kita sendiri. Tahu kan, tanaman itu merupakan penyaring alami karbon monoksida (CO2) lewat proses fotosintesis?
Memang sih, kemampuan tanaman dalam menyerap CO2 itu berbeda-beda. Beberapa tanaman rumahan yang dilaporkan efektif dalam menyerap CO2 itu antara lain lidah mertua dan sirih daging.
Nah, kalau untuk tanaman sayuran, saya belum dapat datanya, nih. Apakah masuk dalam kategori tanaman yang efektif menyerap CO2 atau tidak. Tapi yang pasti, sekecil apapun, mereka tetap akan menyerap CO2.
5. Bisa Mengelola Sampah Organik
Sampah. Duh, ini masalah lama yang tak kunjung usai. Jumlahnya setiap tahun terus saja bertambah, bukannya malah berkurang. Sedih nggak sih?
Data terbaru menunjukkan, di tahun 2022, timbulan sampah di Indonesia mencapai 35,83 juta ton. Berdasarkan jenisnya, 40,7% dari sampah-sampah tersebut merupakan sampah makanan. Sementara berdasarkan sumbernya, 38,4% berasal dari rumah tangga.
Ini menarik sebenarnya, sampah makanan seperti sisa-sisa sayuran dan buah itu sangat mudah diolah dan didaur ulang. Bisa jadi kompos, pupuk cair, juga makanan maggot. Terus pengolahannya juga bisa kita lakukan di rumah.
Saya sendiri, sejak berkebun di rumah sudah tidak pernah membuang sampah organik dapur. Semuanya saya jadikan pupuk, mau itu nasi basi, tulang ikan, kulit telur, juga sisa sayuran. Bahkan rumput juga saya jadikan pupuk, loh.
Saat berkebun di rumah, lambat laun kita akan terdorong untuk mengelola sampah organik yang kita hasilkan. Dan ini menurut saya sangat penting. Jika setiap rumah tangga mau mengolah sampah organik di rumah, masalah sampah di Indonesia setengahnya sudah bisa teratasi.
Wah soal sampah mah biar pemerintah saja yang urus. Menurut saya, saat ini bukan saatnya saling menyalahkan. Selama bisa berkontribusi, ayo ikut ambil bagian. Salah satunya dengan mengolah sampah jadi pupuk, kemudian memberikannya pada sayuran yang kita tanam.
6. Berbagi dengan Saudara dan Tetangga
Setiap agama pasti mengajarkan pengikutnya untuk berbagi dengan sesama. Dalam Islam sendiri, ada anjuran sedekah yang pahalanya 700 kali lipat. Selain itu, sedekah juga bisa mendatangkan kebaikan, seperti melapangkan hati dan menghapuskan dosa jika Allah SWT berkenan.
Bentuk sedekah juga banyak, senyum dan bantuan tenaga juga bisa jadi sedekah jika niatnya ikhlas membantu orang.
Setiap kali panen, saya merasa bahagia karena saya punya kesempatan untuk bersedekah. Yakni dengan membagikan hasil panen sayuran saya pada saudara dan tetangga, meski cuma seikat sawi dan sejumput cabe rawit.
Itulah 6 manfaat berkebun di rumah yang saya rasakan. Mulai dari mempercantik pekarangan, menghasilkan sayuran sehat dan segar, sampai menyehatkan mental dan lingkung.
Kamu, kapan nih mau mulai berkebun di rumah? Yuk segera! Pelajari panduannya di sini, Cara Mulai Berkebun di Rumah.
Sumber Referensi:
- https://darilaut.id/berita/tiga-senyawa-kimia-penyumbang-gas-rumah-kaca-terbanyak
- https://dpmg.bandaacehkota.go.id/2010/10/26/tanaman-penyerap-karbondioksida/
- https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/10/16/sampah-indonesia-bertambah-pada-2022-terbanyak-dalam-empat-tahun
- https://umsrappang.ac.id/jika-rajin-bersedekah-hati-akan-lapang-pikiran-akan-tenang
Mantaap ya Kak bisa panen sayur organik sendiri (kalau beli mahal). Hobi berkebun memang menyehatkan jiwa raga. Hati juga senang lihat pemandangan yg hijau di sekitar rumah.
Betul Kak, sayurnya pun lebih enak.
Sepakat sekali dengan banyaknya manfaat dari berkebun di rumah ini. Walaupun punya pekarangan mini, tak jadi masalah kalau kita kreatif dapat memanfaatkan lahannya, ya.
Paling senang kalau udah pada mateng tanamennya, sepertinya proses berkebun kita sangat tidak sia-sia
Betul…
Dulu banyak orang yang mengeluh, tidak mungkin bisa berkebun kalau lahan sempit. Padahal bukan soal lahannya ya, Mbak tapi kemauan. Karena sekarang medianya beragam. termasuk kaleng-keleng bekas biskuit dan wafer. Berkebun, bisa dapat sayur segar dan gratisan, juga memanfaatkan barang-barang bekas ya, Mbak. Keren…
Terima kasih Pak Bambang
Setuju kak pengelolaan sampah organik ini mungkin terlewatkan.
Padahal ini penting ya ketika menanam, karena bisa jadi sekalian juga pupuknya dari sampah tanaman (daun yang tua/kering)
Berkebun di rumah memang menyenangkan. Alhamdulillah sebulan ini kami bisa menikmati buah naga, sirsak, dan terong dari halaman mungil rumah kami. Ibuku yang rajin nanem-nanem. Aku lebih suka bikin kompos dari sampah dapur. Komposnya ntar dipake sama ibuku. Rontokan daun dari tanaman ibu, kujadiin kompos. Terus berputar begitu.
Ka Luluukk..kenapa sayurannya cakep cakep bangeett..
Aku naksir sama sayuran hasil dari kebun sendiri beginiiii.. Karena beneran dirawat penuh cinta yaa.. Hasilnya pasti jauuh lebih enak daripada beli di pasar.
Aku pernah dikirimin tetangga yang rajin kaya ka Luluk begini. MashaAllaa~
Sayurannya cantiik sekalii.. dibikin kayak buket pernikahan. Rasanya yang neriman langsung berbunga-bunga.
dulu aku sempat berkebun sewaktu masih punya banyak waktu luang dan memang kebutuhan sayur mayur selalu tersedia dan segar sepanjang hari. Ini jadi solusi banget buat penghematan sekaligus kesehatan
Alhamdulillah nemu artikel ini, Sudah lama saya juga niat maumemanfaatkan lahan depan rumah yang nggak begitu luas untuk saya tanami cabe sawi kangkung, tetapi nggak tahu caranya mbak. Jadi semangat mau bercocok tanam tumbuh lagi nih. kayak diingetin. soalnya di Batam sayuran mahal mbak, kalaulagi mahal nyampe 30 rebu sekilo.
Aha betul mba, nomer 5 sekarang ini sangat penting di tengah-tengah isu pemanasan global dan kawan-kawannya
Been there! Hehehe ngerasain metik lombok sendiri di kebun jadi kebahagiaaan banget hihi.. skrg ganti tanaman jadi sayur sayuran gitu mbaa
Suamiku suka berkebun mbak dan manfaatnya emang bener banget sama yang mbak tulis di artikel ini. Bisa nenangin jiwa raga serta mental.
Benar sekali! Mengelola sampah organik di rumah merupakan langkah yang sederhana namun sangat berdampak besar dalam mengurangi jumlah sampah secara keseluruhan. Setiap upaya kecil dari setiap individu bisa memberikan kontribusi besar dalam menjaga lingkungan. Semoga semakin banyak orang yang sadar akan pentingnya mengelola sampah organik dengan baik. 🌱♻️
kalau punya lahan luas enak banget deh berkebunnya, ga sserba kagok dan terbatas bahkan bisa sampai mengelola sampah organik. Saya termasuk yang hobi banget berkebun tapi cuman teras yang saya punya, huhuhu. gak kalah ide sih, nanemnya ya pake botol bekas untuk sayuran dan itu teras sempit ya penuh juga dengan tanaman fvorit. yang paling bikin happy dari berkebun tuh kalau udah panen ya, seneng banget gitu.