Pupuk JLF

Cara Membuat Pupuk JLF: Memperkaya Tanah dengan Nutrisi Alami

Kalau ada yang gratis, ngapain beli. Iya, kan? Begitu juga dengan pupuk.

Salah satu pupuk gratis yang bisa kamu buat sendiri di rumah adalah JLF atau Jadam Liquid Fertilizer.

Saya sendiri pun sudah membuat pupuk ini di rumah. Seperti apa hasilnya? Lanjutkan membaca, ya!

Apa Itu JLF (Jadam Liquid Fertilizer)?

Jadam Liquid Fertilizer adalah sejenis pupuk organik cair (POC) dari metode pertanian jadam. Prinsip pembuatannya sebenarnya sama dengan POC pada umumnya. Hanya saja ada perbedaannya sedikit dalam penggunaan starter.

Cara membuat pupuk JLF sangat mudah dan tidak merepotkan. Sebab kita tak perlu menggunakan molase atau gula, cukup pakai leaf mold atau humus daun saja. Selama pembuatan, pupuk juga tidak perlu diaduk, cukup ditutup dan dibiarkan saja sampai matang.

Setelah saya pelajari, saya menemukan ada 4 jenis JLF berdasarkan bahan utama. Apa saja?

  • Pupuk JLF berbahan rumput atau daun
  • Pupuk JLF berbahan sisa makanan
  • Pupuk JLF berbahan buah
  • Pupuk JLF berbahan ikan

Cara pembuatan 4 jenis pupuk ini nantinya sama. Namun waktu atau kecepatan kematangannya yang berbeda.

JLF berbahan daun atau rumput bisa digunakan setelah berusia 7 hari. Sementara pupuk JLF berbahan ikan, buah, dan sisa makanan akan siap digunakan setelah 3 bulan.

Leaf mold
Leaf mold atau humus daun yang saya ambil dari kebun di dekat rumah

Ketahui lebih jauh tentang 👉 apa itu Jadam?

Manfaat Jadam Liquid Fertilizer (JLF)

Sama seperti POC lainnya, manfaat JLF adalah sebagai pupuk tambahan bagi tanaman. Sebagai pupuk, JLF dapat menyuplai aneka kebutuhan nutrisi tanaman.

JLF sangat baik bagi tanaman, sebab mengandung nutrisi, mineral, dan protein yang tinggi. Khusus JLF berbahan ikan, kandungan nitrogenya sangat tinggi, yakni 7,5 %.

Tak hanya itu, Jadam ternyata juga bisa meningkatkan rasa dan kualitas tanaman yang kita panen. Cek di sini buktinya 👉 Keunggulan JLF.

Prinsip-Prinsip Dasar JLF

Sebelum praktik membuat JLF, yuk pahami dulu prinsip-prinsip dasar JLF. Supaya kita makin yakin dengan keampuhan pupuk ini.

Dalam pembuatan JLF, prinsip yang digunakan adalah prinsip pembusukan, bukan fermentasi. Karena itu, JLF tentu akan memiliki bau yang menyengat dan berulat.

Saran dari pendiri Jadam (Young Sang  Cho), kita sebaiknya memang membiasakan diri dengan ulat dan bau yang tidak sedap. 2 hal ini bukan sesuatu yang harus ditakuti dan dihindari.

Ulat menandakan bahwa JLF mengandung mineral dan protein yang tinggi. Sementara bau busuk adalah bau khas alam, semua makhluk hidup yang mati pada akhirnya akan membusuk. Jika tidak, maka ia tidak akan bisa terurai.

Jadi, tidak ada yang salah dengan proses pembusukan.

Selain itu, prinsip pembuatan JLF juga meniru konsep alam. Setiap jenis tanaman memiliki kemampuan untuk menyeleksi nutrisi yang ia butuhkan. Karena itu, pupuk terbaik bagi tanaman, ya tanaman itu sendiri.

Contoh, pupuk terbaik bagi stroberi ya tanaman stroberi itu sendiri. Baik batang, daun, dan buahnya. Begitu juga dengan jenis tanaman lain.

Padukan penggunaan JLF dengan JMS, ini cara membuat JMS (Jadam Microorganism Solution).

Cara Membuat Pupuk JLF

Membuat JLF sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan. Jika kita ingin menanam tanaman yang menghasilkan buah, ya buat JLF dari buah tanaman tersebut.

Jika kita ingin pupuk tinggi unsur N, buat saja JLF dari ikan. Kalau niatnya ingin memanfaatkan sampah dapur, buatlah JLF dari sisa makanan.

Sementara kalau mau yang cepat, buatlah pupuk dari daun atau dari rumput. Saat membuat pupuk dari rumput, pastikan menggunakan rumput yang bagus, ya. Sebab rumput yang bagus menandakan kematangan N, P, K, dan Ca.

Karena saya menanam tumpang sari kacang tolo, kacang tanah, dan jagung. Maka saya membuat JLF dari sisa tanaman kacang tolo dan kacang tanah. Untuk jagung tidak saya gunakan karena bagian batang dan daunnya sudah mengering.

Berikut cara membuat JLF yang saya lakukan:

  •  Masukkan bahan utama pembuatan pupuk ke dalam wadah sampi wadah terisi setengahnya.
  • Tambahkan air sampai penuh.
  • Masulkkan leaf mold (humus daun) secukupnya, saya menggunakannya sebanyak 3 genggam.
  • Tutup wadah pembuatan pupuk dan tunggu sampai pupuk matang.
  • Karena saya membuat JLF berbahan daun dan batang tanaman yang tidak terlalu keras, maka pupuk JLF saya siap digunakan setelah 7-15 hari kemudian.

Dalam membuat JLF lainnya, caranya persis sama seperti ini. Cukup bahan utama, air, dan leaf mold saja. Usia kematangan pupuk semuanya 3 bulan, hanya yang berbahan daun yang usia kematangannya 7-15 hari.

Cara membuat pupuk JLF

Waktu dan Dosis Aplikasi Pupuk JLF

Saran dari Jadam sendiri, aplikasi JLF diberikan dengam interval 7-10 hari. Sebelum diberikan, JLF harus diencerkan dulu dengan air dengan perbandingan 1:20-50. Jika pupuk JLFnya 1 ukuran, maka airnya 20-50 ukuran.

Ini adalah rekomendasi untuk sistem penyiraman irigasi tetes. Nah untuk kita sendiri, kita perlu melakukan percobaan terkait waktu dan dosis ini.

Mulailah dari dosis yang paling rendah. Yakni pemberian dengan interval 10 hari dan perbandingan 1:50. Kamu juga mencoba interval 7 hari dengan perbandingan 1:30.

Saat ini, saya baru membuat pupuk JLF. Nanti saya akan melakukan update jika saya sudah mengaplikasikannya pada tanaman sayur di rumah dan kacanh tolo di ladang. Jadi jangan lupa untuk kembali lagi, ya!

Artikel ini cocok untuk teman atau saudaramu? Yuk, bagikan!

One comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *