Hidroponik merupakan salah satu metode pertanian modern yang inovatif. Dengan hidroponik, orang jadi bisa menanam meski tak menggunakan tanah. Alhasil, proses penanaman pun jadi lebih mudah dan lebih bersih karena tak perlu melakukan pengolahan lahan. Misal seperti mencangkul dan membajak sawah.
Namun, bicara tentang hidroponik pastinya tidak semudah saat membaca definisinya. Karena itu, buat kamu yang ingin memahami lebih jauh tentang apa itu hidroponik, simak tulisan ini sampai selesai, ya!
Apa Itu Hidroponik?
Hidroponik atau hydroponics berasal dari bahasa Latin, yakni hydro yang artinya air dan ponos yang artinya daya atau bekerja. Kesimpulan sederhanya hidroponik adalah proses pengerjaan dengan air. Kemudian secara ilmiah, hidroponik didefinisikan sebagai proses budidaya tanaman tanpa menggunakan tanah atau soilless culture. Loh, terus medianya pakai apa?
Pada sistem hidroponik, fungsi tanah digantikan oleh air dan berbagai media tanam alternatif seperti kerikil, arang sekam, cocopeat, rockwool, dan hydroton. Air, selain untuk memenuhi kebutuhan cairan tanaman, juga sebagai larutan penyedia unsur hara atau nutrisi tanaman.
Sementara untuk media tanam alternatif, fungsinya lebih sebagai penunjang agar tanaman bisa tetap tumbuh tegak. Meski beberapa media tanam alternatif tersebut ada juga yang mengandung nutrisi tertentu. Seperti arang sekam yang kaya akan silika.
Hidroponik umumnya dilakukan dalam greenhouse, sebuah bangunan yang terbuat dari kaca atau plastik UV (Ultra Violet). Penggunaan greenhouse ini bertujuan untuk memanipulasi lingkungan supaya kondisinya lebih sesuai dengan kebutuhan tanaman. Tanaman pun jadi terhindar dari serangan hama, angin kencang, sinar matahari yang terlalu terik, dan hujan yang sangat deras.
Namun, saat ini sudah banyak pertanian hidroponik sistem terbuka alias tidak menggunakan greenhouse. Terutama untuk hidroponik rumahan dan bisnis skala kecil.
Sejarah Hidroponik
Mengutip buku berjudul Hidroponik karya KST Al Endy, istilah hidroponik pertama kali dikemukakan pada tahun 1936 oleh W.F. Gericke dari University of California. Pada masa itu, Gericke berhasil menanam tomat setinggi 3 meter menggunakan media tanam air.
Mulanya, Gericke menggunakan istilah aquaculture untuk hasil percobaannya, tapi temannya yang bernama W.A. Stechell mengusulkan penggunaan istilah hydroponics. Alasannya karena istilah aquaculture sudah lebih dulu digunakan untuk menyebutkan sistem budidaya tanaman dengan ikan.
Hydroponics yang berarti pengerjaan dengan air dimaksudkan sebagai lawan dari kata geoponics. Sebuah istilah dalam bahasa Yunani untuk menyebutkan agriculture yang artinya pengerjaan dengan tanah atau bercocok tanam.
Perkembangan Hidroponik Sebelum Tahun 1930
Jauh sebelum percobaan Gericke, penggunaan dan percobaan cara bercocok tanam tanpa tanah sudah banyak dilakukan. Hanya saja waktu itu istilah hidroponik belum digunakan.
Pada abad ke-15, bangsa Aztec yang merupakan suku Indian di Amerika Tengah, bercocok tanam di danau menggunakan rakit-rakit yang mereka buat dari rumput. Mereka juga menyaring tanah dari dasar danau, kemudian menumpuknya di atas rakit tersebut. Rakit yang terbuat dari rumput ini disebut Chinampa dan penggunaannya populer sampai abad ke-19.
Percobaan atau penelitian tentang cara menanam tanpa tanah pertama kali dilakukan pada tahun 1850 oleh seorang sarjana asal Prancis, Ian Boussinggault. Ia mencoba menanam beberapa jenis tanaman dalam bak-bak berisi media tanam pasir kuarsa. Lalu media tanam tersebut rutin disiram air yang mengandung nutrisi.
Pada tahun 1860, ada percobaan serupa yang dilakukan oleh Julius von Sochs. Julius menanam pada botol yang berisi larutan nutrisi dan tutupnya menggunakan gabus.
Praktiknya begini, Julias memindahkan benih tanaman yang sudah berkecambah ke tutup gabus. Setelah benih tersebut besar dan telah menjadi tanaman sempurna, akarnya kemudian menembus gabus dan terendam di larutan nutrisi yang ada dalam botol. Sedangkan bagian batang dan daunnya tumbuh di atas tutup gabus.
Wah, sekalipun hidroponik dianggap sebagai salah satu metode pertanian modern, ternyata pengembangannya sudah ada sejak 7 abad yang lalu, ya?
Kultur Air, Hidroponik yang Sesungguhnya?
Berdasarkan informasi dari buku Teknik Hidroponik terbitan CV Pustaka Bengawan, sistem hidroponik yang sebenarnya adalah sistem kultur air, sebutan lainnya adalah nutriculture, hydroculture, dan bare root system.
Dalam sistem kultur air ini, media tanam utamanya adalah air. Sehingga akar tanaman sepenuhnya terendam dalam air yang sudah mengandung nutrisi. Dan bagian atas tanaman hanya ditunjang dengan media tanam inert —media tanam yang tidak mengandung nutrisi— yang tipis. Mirip cara suku Aztec dan percobaan Julius von Sochs
Namun dewasa ini, teknik hidroponik sudah beragam. Tidak selalu mengharuskan akar tanaman terendam dalam air yang mengandung nutrisi. Contohnya hidroponik drip system, di mana larutan nutrisi diteteskan sedikit demi sedikit pada akar tanaman.
Nah, biar kamu makin paham tentang dunia hidropinik, yuk ketahui berbagai sistem hidroponik masa kini!
Komponen Utama Hidroponik
Sampai di sini sudah jelas ya apa itu hidroponik. Titik tekannya yakni menanam tanpa tanah dan memanfaatkan air sebagai media untuk mengalirkan nutrisi pada akar tanaman. Entah dengan merendam akar tanaman dalam air tersebut atau justru air dialirkan, disemprotkan, dan diteteskan pada area akar.
Karena itu, maka ada 3 komponen utama hidroponik yang perlu kamu pahami. 3 komponen ini tidak bisa berdiri sendiri karena saling terkait satu sama lain. Apa saja?
1. Nutrisi Tanaman
Pada pertanian konvensional, nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan tanaman tersedia secara alami di dalam tanah. Untuk menjaga nutrisi-nutrisi tersebut tetap ada dalam tanah, cukup tambahkan pupuk kandang dan bahan-bahan organik seperti sisa-sisa tanaman yang membusuk.
Nah, bagaimana dengan nutrisi tanaman hidroponik? Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman, maka air dalam proses budidaya hidroponik perlu mendapatkan tambahan pupuk yang bersifat higroskopis. Maksudnya adalah pupuk yang mudah larut dalam air.
Meracik pupuk hidroponik bukanlah pekerjaan mudah. Diperlukan keahlian khusus supaya formula pupuk hidroponik tepat jenisnya dan seimbang jumlahnya. Namun, kamu tidak perlu bingung, saat ini sudah tersedia pupuk hidroponik yang siap pakai.
Kamu tinggal membelinya, lalu melarutkannya ke dalam air, dan mengaplikasikannya sesuai petunjuk yang diberikan. Pupuk hidroponik yang umum dipakai adalah pupuk AB MIX.
Pupuk NPK juga mudah larut dalam air, intip di sini pembahasannya: NPK Mutiara untuk sayuran.
2. Media Tanam Alternatif
Dalam proses budidaya hidroponik, tetap diperlukan adanya media tanam alternatif sebagai pengganti tanah. Bukan dalam fungsinya sebagai penyedia unsur hara, tapi sebagai penyangga agar tanaman tetap bisa tumbuh dengan tegak.
Meski sekali lagi, beberapa media alternatif hidroponik ada yang mengandung nutrisi yang diperlukan tanaman. Hanya saja, secara jumlah dan jenis tentu tidak bisa memenuhi kebutuhan tanaman.
Media tanam alternatif hidroponik ini antara lain cocopeat, sabut kelapa, hydroton, arang sekam, pasir, rockwool, spons, batang pakis, serbuk kayu, kerikil, dan masih banyak lagi.
Untuk skala hobi, ada kalanya media tanam alternatif ini tidak digunakan, tapi sangat jarang terjadi. Satu contoh yang mungkin bisa kamu temui adalah hidroponik tanaman sirih gading. Tekniknya sangat sederhana, tanaman sirih gading diletakkan dalam botol atau vas kaca bening berisi air dan nutrisi.
3. Sistem Pengairan
Ada berapakah sistem pengairan dalam hidroponik? Hal ini membuat penasaran bukan? Sebab, teknik-teknik hidroponik nantinya akan dibedakan berdasarkan sistem pengairan atau sistem irigasi ini.
Secara umum ada 6 sistem pengairan dalam hidroponik:
- Sistem rakit apung atau water culture system: Akar terendam dalam air atau larutan nutrisi.
- Wick system: Air disedot atau dialirkan ke akar menggunakan sumbu.
- Aeroponik: Air disemprotkan pada akar tanaman.
- Deep irrigation atau drip system: Air diteteskan pada area akar.
- EBB & Flow atau pasang surut: Pada waktu-waktu tertentu akar tanaman terendam dalam air, dan waktu yang lain tidak.
- Sistem NFT (Nutrient Film Technique): Akar tanaman terendam dalam air yang mengalir dangkal, sehingga akar hanya terendam setengah bagian saja.
Dari ke enam sistem pengairan tersebut, 2 yang pertama merupakan sistem pengairan non-otomatis. Jadi tidak memerlukan listrik maupun peralatan khusus seperti pipa, selang, maupun pompa. Cukup menggunakan wadah sebagai tempat menampung air.
Manfaat Hidroponik untuk Pemula
Bagi para pekebun pemula, mencoba hidroponik akan memberikan manfaat tersendiri. Jika menggunakan teknik hidroponik sederhana seperti sistem wick dan rakit apung, tentu akan mempermudah proses belajar. Sebab caranya simpel dan alatnya bisa dibuat sendiri, bahkan bisa menggunakan barang bekas seperti botol dan styrofoam.
Karena mudah, maka kemungkinan berhasilnya pun jauh lebih besar. Hal ini pastinya akan menambah semangat para pekebun pemula untuk terus menggeluti dunia tanam-menanam.
Di luar itu, ada manfaat hidroponik lainnya yang bisa dirasakan oleh semua orang, antara lain:
- Lebih hemat air dan nutrisi karena dalam hidroponik penggunaan air dan nutrisi sudah terukur sejak awal.
- Menjadi solusi bagi pertanian kota dan ruang terbatas, sebab tak memerlukan tanah maupun lahan luas.
- Menghasilkan tanaman yang lebih berkualitas, ya walau di sisi lain harganya jadi lebih mahal.
Inspirasi Hidroponik Sederhana untuk Pemula
Seperti yang sudah dijelaskan, bagi pemula bisa mencoba teknik hidroponik sederhana. Seperti sistem rakit apung dan wick system. Dua sistem ini juga cocok untuk diterapkan dalam skala rumahan.
Peralatannya tidak terlalu rumit, bisa dibuat sendiri atau membelinya secara online. Jika membuat sendiri, alat-alatnya mudah didapatkan atau bisa menggunakan barang bekas. Jika ingin membeli, bisa melalui marketplace dengan ragam pilihan harga yang terjangkau.
Dan, supaya pemahamanmu tentang hidroponik sederhana ini semakin kuat. Kamu bisa memperhatikan contoh hidroponik sederhana untuk pemula pada poster di bawah!
Kesimpulan
Hidroponik merupakan sistem menanam tanpa menggunakan tanah. Sebagai pengganti tanah, sistem hidroponik menggabungkan penggunaan air yang telah diberi nutrisi dan media tanam alternatif seperti sekam, pasir, rockwool, dan hydroton.
Bercocok tanam secara hidroponik lebih mudah dan lebih simpel dibandingkan dengan bercocok tanam secara konvensional. Bisa menghemat penggunaan air juga nutrisi. Hasilnya pun, secara fisik biasanya lebih berkualitas karena minim serangan hama.
Sebagai pemula, tidak perlu ragu untuk mulai belajar menanam dengan sistem hidroponik ini. Sebab ada beberapa teknik hidroponik yang sangat sederhana yang bisa diterapkan oleh siapapun. Termasuk kamu tentunya! Selamat mencoba!
kalo ngeliat tanaman Hidroponik yang tumbuh subur, entah kenapa mata jadi lebih seger yak,, mungkin karena media tanamnya nggak pakai tanah jadi berair dan lebih segar tanamannya.. hehehe
Iya, soalnya tanaman hidroponik bagus-bagus emang.
JAdi hampir semua tanaman bisa ditanam dengan sistem hidroponik ya kak? Pengen nanam tanaman bumbu seperti basil dan oregano, bisa kah?
Sekarang dengan lahan sempit bisa juga ya punya kebun mini hidroponik.
Terutama sayur dan buah kayak melon dan semangka. Yang penting perakarannya tidak dalam. Cabe, tomat, terong, masih bisa juga dihidroponik.
Hidroponik ini cocok banget bagi mereka yang ingin menanam tanaman, tapi terkendala sama keterbasan lahan. Dan bisa juga dipraktikkan di dalam rumah atau bisnis skala kecil. Saya baru tau, sejarah perkembangan hidroponik ini cukup panjang juga.
Asyik juga yah kalo sukses mengembangkan tanaman palawija dengan cara hidroponik. Ketika panen, hasilnya bisa dimanfaatkan untuk sendiri, atau bisa juga dijual. Artikel yang sangat keren banget deh ini…
Betul Mas Hendra. Bisa untuk lahan sempit.
kalau di sini, bapak-bapak suka nana kangkung di air, nah terus di airnya itu ada lelenya, itu termasuk hidroponik nggak? menrutku hidroponik tuh harus telaten karena nutrisinya ada takarannya yang harus taruh di air, memang hasilnya memuaskan dan nutrisi kandungan tanaman juga banyak
Masuk juga Mbak. Tapi itu lebih aquaponic istilahnya. Soalnya perpaduan menanam dan budidaya ikan.
Baca ini rasanya jadi semangat lagi, Mbak. Di rumah ada tiga talang hidroponik panjang-panjang, punya ortu pas lagi seneng-senengnya berkebun hidroponik. Tapi udah beberapa tahun ini berhenti. Sepertinya mau kumulai lagi deh.
Hayuk Mbak semangat.
Benar ya. kadang orang yang mau memutuskan buat bertani dengan sistem hidroponik juga terkendala sama gimana cara menyediakan unsur haranya. Karena emang nggak mudah.
Kalau sudah ada pupuk yang khusus buat hidroponik kan jadi lebih mudah.
Betul
Dengan sistem hidroponik ini, maka semakin mudah tanam menanam ya, Mbak. Kalau di rumah, tanaman sirigading itu pakai media air. Nah, kalau tanaman lidah mertua mini atau apa ya namanya, saya pakai sekam. Keuntungannya tidak perlu disiram setiap hari. pasti efisien dalam penghematan ruang dan tempat.
Wah Pak Bambang udah ptaktik juga.
saya dulu pernah bantu teman ngurusin malahan buat dari awal belanja barang-barang untuk hidroponik di rumahnya, seru banget sering makan juga hasil panennya, dan ternyata memang beda ya rasanya terus kayak berasa lebih segar saja sayuran dibuat dari hidroponik ini, pengen cobain juga di rumah karena menanam hidropink lebih simpel dengan modal air dan beberapa paralon serta bibit, bisa memanfaatkan ruang kosong di sekitar rumah bahkan di lantai atas juga bisa
Seru ya Mbak.. ayo sekarang coba sendiri Mbak.
Cakep banget yaah…
Jatuh cinta banget sama sayuran asli dari Hidroponik. Karena selain lebih alami, lebih kresss kalok dimakan juga yaa… Berasa dapet buket pas panen selada air. Hihi~
Temenku senagaja bikin instalasi Hidroponik di rooftopnya dan cantik banget. Salah satu pemanfaatan lahan minim untuk tetap menanam tanaman.
Iya, hidroponik ini cenderung bagus² hasilnya.
Jadi lebih paham nih perkara hidroponik. Dulu taunya hidroponik itu ya pokoknya media tanamnya selain tanah. Ternyata ada juga pengertian kalau hidroponik itu sebenarnya adalah kultur air
Betul Mbak, awal mulanya begitu.
Buat yang ingin bercocok tanam tapi lahannya sempit, bisa ya menggunakan teknik hidroponik ini. Selain itu, bisa juga ya memanfaatkan barang bekas…
Betul, hidroponik bisa untuk lahan sempit Kak.
Aku suka sama tanaman namun karena lahan sempit tampaknya hidroponik jadi alternatif menjawab hobi baru ini ya.
Betul Kak, bisa banget pakai hidroponik.
Harus rajin dan telaten memang ya bercocok tanam dengan cara hydroponik ini, andai kubisa seneng banget karena ada hijsu segar depan rumah. Sekama ini baru nyiapin medianya aja mbaa, belum maju sampai menanam, hehe.
Nah iya. Harus telaten emang. 😁
Udah dari lama juga ya hidroponik ini diterapkan.
Bersyukur memang menemukan ide menanam dengan teknik ini, karena kalau melihat jaman now menanam dengan tanah agak susah juga menemukannya
Iya, apalagi di kota ya Mbak… hehehe
Di rumah sini ada beberapa botol plastik gitu, sempat kepikiran emang mau coba bertanam hidroponik saja. Cuma kemarin ragu karena nggak tau mulai dari mana. Nah, habis baca tulisannya Kak Luluk, jadi dapat ide nih. Ntar weekend mau aja Pewe nyoba bertanam ah
Semangat Mbak Moh, ayuk berkebun juga. Hehehe…
Saya dulu sempat menjalankan hidroponik sistem yang pakai pipa dengan sistem otomatis, karena terpikir boros listrik, saya pakai sistem wick. Memanfaatkan botol air mineral, sebagai tempat, untuk rockwool saya ganti pake busa.
Iya, busa lebih murah ya Mas dari rockwool.
Saya sudah mau coba nih menanam dengan hidroponik
Hanya saja seringkali saya terdistraksi sama urusan anak
Takut tanamannya terbengkalai
Semangat Kak, bisa pakai yang hidroponik sederhana kalau mau nyoba.
Kayaknya memang lebih praktis dan lebih bersih nanam pake cara hidroponik ya kak dibanding media tanam tanah. Cuma memang harus ada perhatian khusus juga terutama nutrisinya. Aku tertarik nih pengen nyobain nanam dengan cara hidroponik. Minimal tanaman hias aja jadilah. Hehe
Hehehe… bisa banget Kak tanaman hias dengan hidroponik.
Wah, bercocok tanam hidroponik emang solusi yang keren banget ya! Hemat air, minim serangan hama, dan hasilnya berkualitas. Sistem yang simpel juga bikin gardening jadi lebih enjoy 🌱✨
Betul banget