Saya masih ingat, pengalaman berkendara yang benar-benar menguji saya dimulai dari Depok menuju Puncak Bogor. Itu terjadi antara tahun 2015-2020. Jaraknya memang tak seberapa, tapi rute itu adalah medan perang yang tak terduga bagi pengendara. Satu momen kita melaju, momen berikutnya sudah harus siap berhadapan dengan kemacetan yang melumpuhkan.
Di tengah kemacetan yang merayap, semangat saya perlahan terkuras. Pantat mulai panas, tangan kram karena harus berulang kali memainkan tuas gas dan rem. Belum lagi saat motor mulai tersendat-sendat mencoba menaklukkan tanjakan curam saat mendekati puncak.
Yah, perjalanan yang seharusnya santai berubah menjadi ujian fisik dan mental. Saat itu, saya hanya berharap memiliki motor yang lebih tangguh, yang benar-benar bisa diajak kompromi di segala medan. Kalaulah saja motor selevel Honda ADV 160 itu sudah lahir, saya mungkin tak perlu merasakan semua kelelahan fisik dan mental itu.
Pengalama seperti siapapun pasti pernah mengalaminya. Niat hati ingin menikmati perjalanan, tapi begitu tiba di tujuan, badan terasa seperti habis dipukuli. Itu adalah momen krusial yang membuat saya sadar: kenyamanan berkendara bukan lagi kemewahan, tapi kebutuhan.
Kesadaran itu terbawa saat saya akhirnya memutuskan pulang dari Depok dan kembali ke Jawa Timur. Ujian berkendara tidak berakhir, justru memasuki babak baru. Jika Depok adalah pelajaran tentang kesabaran, maka tantangan berikutnya—seperti menantang Tanjakan Trawas—adalah tes akhir tentang kekuatan dan performa sejati sebuah motor. Di sanalah, motor lama saya benar-benar teruji dan nyaris gagal.
Pengalaman Perjalanan yang Berkesan
Jika kemacetan Depok menguras kesabaran dan stamina, maka jalur Trawas yang menanjak dan berliku adalah tes akhir bagi mesin. Waktu itu, niatnya hanya mengantar saudara untuk wawancara kerja di Batu, tapi rasa penasaran membuat kami nekat memilih jalur ekstrem ini.
Kami melaju dari pagi, melewati perkebunan sayur, hutan, dan sawah, sebelum akhirnya disambut oleh kabut yang dingin.Tapi, di tengah keindahan jalur yang mengagumkan, drama pun dimulai.
Saya masih ingat betul tanjakan curam yang tiba-tiba muncul. Sebagai pengguna matic, saya tidak bisa menurunkan gigi. Kami hanya bisa mencoba memainkan gas berkali-kali, berharap motor mau menerima perintah.
Tapi ia hanya meraung keras, tenaga terasa tersendat-sendat, dan kecepatan kami langsung anjlok. Panik, kami takut motor benar-benar tidak bisa naik dan terpaksa harus berhenti di tengah tanjakan curam itu. Syukurnya, setelah beberapa kali percobaan, motor itu berhasil lolos—tapi dengan biaya yang mahal.
Perasaan tercekik di tanjakan itu tidak hanya membebani mental karena rasa was-was dan malu, tapi juga menghantam fisik. Sayangnya, momen di Trawas hanyalah puncak dari kelelahan berkepanjangan yang sudah saya rasakan di berbagai rute.
Selanjutnya, saya ingat saat harus menempuh delapan jam dari Madura–Jember untuk mengurus tanah warisan teman. Atau perjalanan Madura-Tuban selama tiga jam yang penuh truk industri, hingga rute rutin dua jam Bangkalan-Sampang yang tetap menguras energi. Setiap perjalanan jarak jauh, setiap kali motor saya terasa kewalahan, kelelahan fisik di badan seolah berlipat ganda.
Itulah titik balik yang membuat saya benar-benar paham. Setelah melewati neraka macet Depok, tantangan Tanjakan Trawas, dan rute harian yang melelahkan, saya sadar: saya butuh motor yang bukan sekadar gaya, tapi motor yang memang dibangun untuk menghadapi medan terberat dan mampu menjaga kenyamanan fisik.
Masalah Motor Biasa yang Menjadi Penderitaan
Dari semua perjalanan epik yang sudah saya lalui—mulai dari kemacetan Depok hingga tanjakan Trawas yang memeras mesin—ada satu kesimpulan yang selalu sama: penderitaan itu datang bukan hanya dari jarak, tapi dari motor yang saya pakai.
Motor biasa ternyata kurang siap diajak kompromi. Jok keras di perjalanan delapan jam membuat pantat panas dan pegal seperti dihukum. Tarikan gas yang berat di tengah macet Depok-Bekasi membuat pergelangan tangan ngilu dan kram. Dan yang paling parah, rasa was-was yang menghantam mental setiap kali motor tersendat dan meraung di tanjakan panjang.
Saya jadi paham, motor biasa hanya akan membuat kelelahan fisik berlipat ganda, mengubah perjalanan menyenangkan menjadi hukuman. Jelas, perjalanan jauh ternyata bukan hanya soal mental dan stamina pengendara. Motor yang dipakai memiliki peran vital: apakah ia akan menjadi mitra atau justru sumber penderitaan.
Baca juga: Segala hal tentang oli mobil
Honda ADV 160 sebagai Jawaban

Setelah ngalamin sendiri repotnya perjalanan jauh pakai motor biasa, saya jadi kepikiran: memang harus ada motor yang bisa mengimbangi kebutuhan jarak jauh sekaligus harian. Dan ternyata, ADV 160 adalah jawaban yang selama ini dicari. Motor ini dirancang sebagai mitra yang menjawab tuntas semua penderitaan di jalanan.
Tengok saja Mesin 160cc eSP+-nya. Tarikan yang lebih bertenaga menjamin motor tidak akan lagi ngos-ngosan di tanjakan curam seperti di Trawas, sekaligus menjaga kestabilan di perjalanan panjang. Kenyamanan juga tak luput. Jok yang luas dan nyaman menjadi solusi bagi bokong yang cepat pegal, membuat kita bisa santai duduk berjam-jam.
Rasa percaya diri di jalan pun meningkat drastis. Berkat suspensi belakang subtank dan ground clearance yang tinggi, motor ini siap menghadapi tanjakan, jalan berliku, atau bahkan jalur rusak ringan. Soal keamanan, fitur HSTC & ABS memberikan ketenangan ekstra saat harus berhadapan dengan rem mendadak di kemacetan Depok atau melibas jalan licin.
Ditambah bagasi yang luas, kini helm dan barang bawaan penting bisa terangkut tanpa ribet. ADV 160 ini bukan sekadar motor buat gaya, melainkan kendaraan dengan desain adventure yang benar-benar dirancang untuk membuat perjalanan lebih nyaman, aman, dan siap di berbagai kondisi jalan.
Lebih dari Sekadar Gaya, Ini Soal Ketenangan Hati
Dulu, setiap perjalanan jauh selalu berakhir dengan rasa capek, pegal, bahkan kadang dihantui rasa was-was jika motor tiba-tiba menyerah. Kini, saya benar-benar paham mengapa banyak orang merekomendasikan motor sekelas ADV 160.
Bukan semata soal kapasitas mesin atau modernitas fiturnya, tapi karena motor ini terbukti mampu mengubah penderitaan di jalan menjadi pengalaman yang nyaman dan menyenangkan.
Bagi saya, ADV 160 bukan sekadar motor dengan tampilan gagah atau gaya adventure. Lebih dari itu, motor ini adalah solusi nyata untuk siapa pun yang menjadikan perjalanan jarak jauh sebagai bagian hidup—entah untuk hobi, pekerjaan, atau sekadar silaturahmi.
pada akhirnya, perjalanan panjang bukan cuma soal jarak yang berhasil ditempuh, tapi juga tentang kenyamanan dan ketenangan hati di sepanjang perjalanan.
Sumber Referensi:
- https://www.astra-honda.com/article/jadi-suv-kebanggaan-new-honda-adv160-semakin-gagah-dan-canggih
- https://hondadutamotor.com/hstc-pada-honda-adv-160/
- https://www.motorkux.id/motor-baru-honda/p/bp-adv-160